"Keputusan mempertahankan BI7DRR tersebut sebesar 5,75% ini konsisten dengan kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3 plus minus 1% pada sisa tahun 2023 dan juga 2024," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (22/6/2023).
Sebagai informasi, BI sudah menahan suku bunga acuan sejak Februari 2023. BI terakhir menaikkannya pada Januari 2023 dari 5,50% menjadi 5,75%.
Keputusan mempertahankan suku bunga BI di level 5,75% juga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang melemah 0,56% sampai 21 Juni 2023 dibandingkan rata-rata kurs pada Mei 2023. Meskipun, secara point-to-point rupiah masih menguat dibandingkan akhir Mei 2023 maupun akhir 2022 dengan masing-masing sebesar 0,30% dan 4,17%.
"Fokus kebijakan saat ini diarahkan pada penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor dan memitigasi dampak rambatan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," ujar Perry.
Ke depan, Perry memperkirakan apresiasi nilai tukar rupiah akan berlanjut. Hal itu ditopang oleh surplus transaksi berjalan dan aliran masuk modal asing seiring prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.
"BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah khususnya melalui triple intervention dan twist operation untuk mengendalikan inflasi barang impor dan memitigasi risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global," tandasnya.
Simak juga Video: Sinyal Sri Mulyani soal Dunia Akan Resesi
(aid/rrd)