Bank Sentral Turki Naikkan Suku Bunga Jadi 25%, Lira Berjaya

Bank Sentral Turki Naikkan Suku Bunga Jadi 25%, Lira Berjaya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 25 Agu 2023 07:47 WIB
ISTANBUL, TURKEY - AUGUST 27:  In this photo illustration, Turkish Lira currency is displayed on August 27, 2018 in Istanbul, Turkey. The Turkish lira slid to 6.22 against the dollar Monday as markets opened after Turkeys week-long Bayram holiday.  (Photo by Chris McGrath/Getty Images)
Ilustrasi/Foto: Getty Images/Chris McGrath
Jakarta -

Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga utama sebesar 7,5 poin atau menjadi 25%. Strategi ini dilakukan untuk menekan inflasi.

Langkah tersebut membawa nilai tukar mata uang Turki, Lira, ke level tertinggi sejak 2019. Ini menjadi momen mata uang Lira berada di level terkuat terhadap dolar AS sejak pertengahan Juli.

"Bank sentral akan melakukan pengetatan suku bunga sebanyak yang diperlukan, secara tepat waktu dan bertahap untuk mengurangi inflasi, yang melonjak hingga hampir 48% pada bulan lalu," kata Komite Kebijakan Bank Sentral Turki dilansir CNN, Jumat (25/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analis mengatakan langkah ini merupakan langkah paling baik menuju perbaikan kebijakan ekonomi negara tersebut. Kebijakan ekonomi selama bertahun lamanya dianggap tidak lazim di bawah kepemimpinan Presiden Tayyip Erdogan.

Lira sempat menyentuh titik terendahnya hampir setiap hari dalam beberapa pekan terakhir, termasuk beberapa menit sebelum keputusan kebijakan kenaikan suku bunga.

ADVERTISEMENT

Piotr Matys, analis senior FX di In Touch Capital Markets menilai langkah bank sentral bakal direspons baik oleh pasar. Namun, yang mungkin akan menjadi pertanyaan adalah apakah langkah kenaikan suku bunga telah disetujui Erdogan. Mengingat sang presiden pernah menahan kenaikan suku bunga, bahkan memangkasnya.

"Kenaikan suku bunga mengirimkan sinyal yang sangat kuat bahwa bank sentral bertekad untuk mengendalikan inflasi, hal itu juga mendapat respons awal dari pasar yang sangat positif," kata Piotr Matys, analis senior FX di In Touch Capital Markets.

Perlu diketahui, Erdogan menunjuk mantan bankir Wall Street Hafize Gaye Erkan untuk memimpin bank sentral setelah terpilih kembali sebagai presiden pada bulan Mei. Erdogan menghadapi masalah perekonomian yang tertekan oleh menipisnya cadangan mata uang asing hingga melonjaknya ekspektasi inflasi.

Dia menunjuk tiga pembuat kebijakan baru, Osman Cevdet Akcay, Fatih Karahan, dan Hatice Karahan untuk menjadi petinggi bank sentral pada bulan Juli. Hal ini dianggap sebagai sinyal bank sentral akan lebih tegas dalam mengatasi inflasi, yang telah bertahan jauh di atas target resmi sebesar 5% selama bertahun-tahun.

Kebijakan Erdogan di masa lalu untuk memangkas suku bunga memicu krisis mata uang pada akhir tahun 2021. Langkahnya juga menyebabkan inflasi di atas 85% pada tahun lalu.

Kala itu, Lira turun sekitar 68% dalam dua tahun, sebagian besar disebabkan oleh kebijakan Erdogan yang sebelumnya terang-terangan menolak suku bunga tinggi dan pengaruhnya terhadap bank sentral.

(hal/ara)

Hide Ads