Ekonomi RI Stabil di Tengah Gejolak Global, Bos OJK Paparkan Data Ini

Ekonomi RI Stabil di Tengah Gejolak Global, Bos OJK Paparkan Data Ini

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 05 Sep 2023 11:39 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. (Foto: Tangkapan layar konferensi pers virtual OJK)
Jakarta -

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memaparkan kondisi sektor jasa keuangan RI di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak. Menurutnya, kondisi Indonesia tetap terjaga stabil.

"Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien, dengan indikator prudential seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global," katanya, dalam Konferensi Pers RDK OJK, Selasa (5/9/2023).

Mahendra mengatakan, divergensi perekonomian global masih berlanjut dengan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) juga masih resilien di tengah inflasi inti yang terus menurun. Kondisi ini meningkatkan ekspektasi The Fed akan lebih hawkish.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kembali turun di Eropa menjadi 0,6% year-on-year (YOY) pada triwulan II 2023, dari 1,1% di periode yang sama sebelumnya. Sementara inflasi inti Eropa masih tetap tinggi. Begitu pula dengan Tiongkok, yang mana pemulihan ekonominya termoderasi di bawah ekspektasi, dengan inflasi yang masuk ke zona deflasi akibat tekanan di sektor properti Tiongkok kembali meningkat.

"Di domestik kita, ekonomi Indonesia tumbuh positif pada triwulan II 2023 sebesar 5,17% yoy. Naik dari triwulan sebelumnya 5,04% yang didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi yang baik," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Meski demikian, Mahendra menilai, perlu dicermati juga terkait kecenderungan pelemahan indikator optimisme konsumen, tren penurunan inflasi inti, dan penurunan harga komoditas yang telah menekan kinerja eksternal Indonesia.

"Dinamika perekonomian tersebut mendorong pelemahan pasar keuangan global, baik di pasar saham, surat utang, maupun pasar nilai tukar yang juga disertai peningkatan volatilitas pasar dan outflow dari mayoritas pasar keuangan emerging market, termasuk pasar keuangan Indonesia," pungkasnya.

Lihat juga Video: Optimalkan Peran Pemuda, Ganjar Optimistis Ekonomi RI Bisa Tumbuh 7%

[Gambas:Video 20detik]



(shc/das)

Hide Ads