OJK Sebut Kredit Investasi Jadi Kunci Perbankan RI Moncer Juli 2023

OJK Sebut Kredit Investasi Jadi Kunci Perbankan RI Moncer Juli 2023

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 05 Sep 2023 14:20 WIB
Ilustrasi Bank atau Perbankan
Ilustrasi bank. Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo
Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kondisi industri perbankan di Tanah Air saat ini tetap resilient, di tengah volatilitas pasar keuangan Eropa dan Tiongkok yang cenderung melemah. Salah satunya, penyaluran kredit hingga Juli 2023 naik 11,15% secara tahunan (yoy), menjadi Rp 6.686 triliun.

Informasi ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae. Berdasarkan hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK bulan Agustus 2023, tercatat sektor perbankan Indonesia tetap resilient karena intermediasi yang terjaga dan permintaan permodalan atau investasi yang kuat.

"Sektor perbankan Indonesia tetap resilient, tergantung dengan intermediasi yang terjaga dan permodalan yang kuat. Pada Juli 2023 kredit tumbuh 8,54% yoy. Bulan Juli lalu ini pertumbuhan sekitar 7,76% menjadi Rp 6.686 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi pada 11,15% yoy," ungkapnya, dalam Konferensi Pers RDK OJK Agustus 2023, Selasa (5/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara berdasarkan jenis kepemilikan, pertumbuhan kredit di Bank BUMN menjadi yang tertinggi pada Juli 2023 yakni naik hingga 9,8% secara tahunan. Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) juga tercatat tumbuh hingga 6,62% yoy, dari sebelumnya di 5,79%.

"Menjadi Rp 8.064 triliun dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada giro sebesar 10,92% yoy," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dian mengatakan, OJK berkomitmen untuk mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan likuiditas. Dalam hal ini, likuiditas industri perbankan pada Juli 2023 berada pada level memadai dengan rasio-rasio likuiditas terjaga. Alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) turun 16 bps menjadi 26,57% dan alat likuid terhadap noncore deposit (AL/NCD) turun 68 bps menjadi 118,37%.

"Sementara itu untuk informasi pada Juni lalu (AL/NCD) ada 119%. Dan (AL/DPK) 26,57%, Juni sebelumnya ada 26,73%. Tetap jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%," ujarnya.

Pertumbuhan kredit perbankan RI di Juli 2023 ini diikuti dengan meningkatnya kredit bermasalah. Rasio nonperforming loan (NPL) gross naik 10 bps menjadi 2,51%, sementara untuk rasio NPL net naik 3 bps menjadi 0,8%.

Di sisi lain, OJK mencatatkan penurunan jumlah kredit restrukturisasi yang akhirnya turut mendorong penurunan kredit dalam risiko (loan at risk/LAR). LAR turun 58 bps, dari 13,17% di Juni lalu menjadi 12,59%.

Lihat juga Video: Pansel Serahkan 6 Nama Calon Dewan Komisioner OJK ke Jokowi

[Gambas:Video 20detik]




(shc/das)

Hide Ads