BRI Geber Pembiayaan Ultra Mikro ke Pelaku UMKM Pakai Jurus Ini

KTT ASEAN 2023 - AIPF

BRI Geber Pembiayaan Ultra Mikro ke Pelaku UMKM Pakai Jurus Ini

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 05 Sep 2023 17:08 WIB
Dirut BRI Sunarso dalam ajang ASEAN-Indo Pacific Forum
Dirut BRI Sunarso menjadi pembicara dalam ajang ASEAN-Indo Pacific Forum.Foto: Dok. BRI
Jakarta -

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso menjadi salah satu pembicara dalam gelaran internasional ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) pada hari ini, Selasa (5/9/2023). Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya mendorong sektor pembiayaan di ultra mikro.

"Ini sangat menarik, because we are just talking about the space and now down to earth to microfinance," kata Sunarso, dalam Plenary Session AIPF 2023, di Hotel Mulia.

Sunarso mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Segmen tersebut mempunyai lebih dari 64,2 juta unit usaha, mewakili 99,9% atau hampir 100% dari total usaha yang ada di Indonesia. UMKM juga turut berkontribusi dalam penyerapan 117 juta tenaga kerja atau 97% dari total angkatan kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan UMKM menyumbang sekitar 62% terhadap perekonomian nasional atau PDB. Sekadar info, PDB Indonesia, Juni 2023 mencapai 5,17% year-on-year (yoy), yang sangat-sangat mengesankan dengan situasi ketidakpastian yang kita hadapi saat ini," ujarnya

Dalam hal ini, BRI sendiri memiliki kompetensi inti dalam menyelesaikan dan memberdayakan UMKM. Sunarso mengatakan, pihaknya telah berkecimpung dalam sektor tersebut selama lebih dari 120 tahun. Walau demikian, mengeksplor segmen UMKM bukanlah tugas yang mudah.

ADVERTISEMENT

"Kami menghadapi biaya operasional yang tinggi karena infrastruktur dan sumber daya manusia kami yang luas untuk melayani masyarakat. Untuk menjawab tantangan-tantangan ini, BRI memulai perjalanan transformasi berkelanjutan yang kami sebut Revolusi, pada tahun 2017 dan berfokus pada transformasi digital dan transformasi budaya," ujarnya.

Ada sejumlah strategi yang dilakukan dalam mendorong revolusi menuju transformasi digital tersebut. Pertama, dengan mendorong digitalisasi proses bisnis internal. Dalam hal ini, BRI berupaya menyederhanakan proses bisnis dan meningkatkan efisiensi. Lalu yang kedua, pihaknya juga mendorong terciptanya model bisnis baru demi mendorong nilai baru.

Lebih lanjut, Sunarso pun bercerita. Pada 2019 silam akses terhadap layanan keuangan sangat terbatas, terutama dalam segmen ultra-mikro. Segmen ini mencakup sekitar 65 juta unit usaha mikro, dan sekitar 114 juta usaha ultra mikro yang belum memiliki akses terhadap pendanaan sama sekali, baik dari sumber formal atau informal.

"Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap situasi ini antara lain, belum optimalnya cakupan layanan dari lembaga keuangan formal, kontrak, dan peran agen keuangan dalam menyediakan jasa keuangan," jelasnya.

Ia menilai, salah satu masalah utamanya ialah rendahnya literasi keuangan dan hal inilah yang harus terus ditingkatkan, khususnya keuangan digital. Selain itu, sebagai solusi dalam menjangkau masyarakat, pihaknya hadir dengan Bank Hibrida, salah satunya lewat BRILink.

"Menurut saya kita tampil tidak melalui digital sepenuhnya digital karena menurut saya semua yang bisa kita lakukan, menurut saya harus In wine dengan micro final Journey. Jadi kami hadir dengan Bank hibrida, yang menggabungkan kekuatan fisik dan kemampuan digital kami," ujarnya

Dengan slogan Before we talk about the space, now we talk about ultra micro, BRI percaya bahwa transformasi digital dan pembiayaan inovatif menjadi salah satu subtema yang sangat penting dibahas dalam AIPF. Dalam hal ini, BRI berada dalam posisi strategis dalam mendukung ekonomi nasional dan diharapkan pula di ASEAN, melalui fokus pada pelayanan UMKM.

Lihat juga Video 'Kepedulian dan Kemeriahan di Pesta Rakyat Simpedes':

[Gambas:Video 20detik]



(shc/das)

Hide Ads