Teknologi Bisa Bikin Orang Makin Melek Keuangan, Begini Caranya

Teknologi Bisa Bikin Orang Makin Melek Keuangan, Begini Caranya

Retno Ayuningrum - detikFinance
Kamis, 28 Sep 2023 14:30 WIB
Merayakan Bulan Inklusi Keuangan
Ilustrasi - Foto: detik
Jakarta -

Indonesia dinilai masih rendah soal literasi keuangan. Karena itu butuh berbagai upaya untuk membantu agar masyarakat makin melek keuangan. Pendiri Digiasia Bios Alexander Rusli mengungkapkan teknologi bisa menjadi salah satu cara untuk membantu meningkatkan literasi.

Digiasia Bios sebagai Embedded Finance as a Service(EFaaS), memiliki skema strategi integrasi antara 4 blok ekosistem digital utama: platform B2B SaaS, platform B2C SaaS, institusi keuangan berlisensi, dan jaringan retail offline. Teknologi penghubung ini memungkinkan pengguna SaaS untuk mengakses transaksi keuangan mereka dengan mulus dan inovatif tanpa meninggalkan aplikasi asalnya.

"Dari keempat lisensi teknologi yang dimiliki, yaitu KasPro, KreditPro, RemitPro, dan DigiBos, kami memungkinkan para mitra untuk membangun sistem konstruksi mandiri atas aplikasi/ platform keuangan/ fintech yang sudah mereka miliki. Kami ingin membantu para mitra menghadirkan pengalaman bertransaksi yang menyenangkan melalui omni channelkepada target pengguna aplikasi mereka," kata Alex dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (28/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dalam skema strategi integrasi ekosistem digital saat ini, Alex membuat portal integrasi layanan keuangan, termasuk layanan pembayaran untuk konsumen dan B2B, sistem point of sale lending, pinjaman B2B, serta layanan perbankan (CASA). Di masa depan, dia akan terus memperluas portofolio layanan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekosistem digital Indonesia.

"Dengan visi dan inovasi yang kami miliki, menunjukkan bahwa dalam menghadapi Tech Winter, Indonesia memiliki kekuatan untuk memimpin transformasi digital dan memperkuat ekosistem bisnis digitalnya. Konsep bisnis EFaaS membuka peluang besar dalam perjalanan ini, mendukung pertumbuhan bisnis digital yang berkelanjutan, serta memastikan inklusi keuangan bagi semua warga negara Indonesia," ujar Alex.

Alex menjelaskan ekosistem teknologi global sedang menghadapi tantangan besar yang dikenal sebagai Tech Winter. Fenomena ini mengacu pada periode penurunan investasi dan ketidakpastian yang dapat mengancam pertumbuhan industri teknologi. Tantangan Tech Winter saat ini membuat perusahaan teknologi dan startup digital di Indonesia dihadapkan pada tugas penting untuk menciptakan keunikan, meminimalkan persaingan, serta menjadi lebih bijak dalam pengelolaan keuangan mereka.

ADVERTISEMENT

Di luar itu, perusahaan juga memerlukan dukungan dalam berbagai aspek, seperti pemerataan digitalisasi, penguatan fundamental bisnis, peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan, serta penerapan kerangka Environmental Social, Governance (ESG).

(kil/kil)

Hide Ads