Belajar dari Jiwasraya, Ini Upaya TASPEN agar Pengelolaan Dana ASN Aman

Belajar dari Jiwasraya, Ini Upaya TASPEN agar Pengelolaan Dana ASN Aman

Devandra Abi Prasetyo - detikFinance
Kamis, 19 Okt 2023 16:30 WIB
TASPEN
Foto: Devandra Abi Prasetyo/detikcom
Jakarta -

PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) mengadakan forum bertajuk TASPEN GRC Insight Forum (TGIF) yang digelar di Hotel Pullman Jakarta Central Park Hotel, Podomoro City, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (19/10/2023. Forum TGIF ini dihadiri kurang lebih 150 undangan, yang mana terdiri dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan.

Direktur Utama PT TASPEN Antonius Nicholas Stephanus Kosasih menjelaskan tujuan dari TGIF adalah menerapkan risk and compliance culture. Harapannya bisa ditiru oleh seluruh BUMN, khususnya di sektor asuransi dan dana pensiun.

"TGIF akan menjadi awal dari acara tahunan TASPEN ke depannya. TASPEN akan menerapkan risk culture and compliance culture, kami harapkan bisa menularkan ini ke seluruh BUMN," ujar Kosasih kepada wartawan, Kamis (19/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TGIF merupakan bentuk komitmen TASPEN dalam menjalankan tata kelola perusahaan yang baik, pengelolaan risiko dengan prinsip kehati-hatian, dan taat pada regulasi yang ada. Melalui TGIF, semua lini dalam perusahaan diharapkan dapat lebih aware dan menjalankan kegiatan operasional dengan prinsip Governance, Risk, and Compliance (GRC).

Melalui TGIF, Kosasih ingin belajar dari BUMN lain yang melakukan kesalahan dan berakibat buruk kepada nasib perusahaan. Menurutnya, tak peduli sebuah instansi sudah berdiri berapa puluh tahun jika tidak menerapkan GRC yang baik, bisa saja mengalami kegagalan.

ADVERTISEMENT

"Karena kami belajar dari pengalaman seluruh BUMN dana asuransi dan dana pensiun sebelumnya. Pengalaman dengan Jiwasraya, pengalaman dengan Asabri," tambahnya

Kosasih juga mengingatkan bahwa bisnis, kepatuhan, dan manajemen risiko bisa jalan bersamaan dan selaras. Sehingga, dibutuhkan kerja sama tim yang bagus untuk mewujudkannya.

"Ini seperti satu tim sepak bola yang tujuannya ingin menggolkan target, harus ada yang offense harus ada yang defense. Semuanya bagi-bagi tugas dengan baik supaya tidak kebobolan dan bisa membobol gawang lawan," tambahnya.

Saat ditanya mengenai langkah konkret TASPEN supaya tak mengulangi kesalahan pendahulu, Kosasih menegaskan TASPEN memiliki 3 langkah konkret, yakni meminta opini kepada 3 pilar utama, memutuskan sesuatu secara aklamasi, dan menjalankan aktivitas sesuai prosedur.

"Pertama yang kami minta adalah opini dari legal, kepatuhan, dan manajemen risiko. Kita bertujuh (Direksi) kalau menerapkan keputusan investasi harus aklamasi dan menjalankan semuanya sesuai prosedur yang berlaku," ujar Kosasih

Di tengah acara TGIF, TASPEN juga me-launching sertifikasi ISO 37301:2021 tentang Sistem Manajemen Kepatuhan. Selain itu, TASPEN juga mengenalkan aplikasi ERM yang diharapkan mampu mempermudah proses manajemen risiko, pelaporan, dan memenuhi kebutuhan stakeholder.

Pada forum tersebut hadir juga Kepala Auditorat 7D Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Didik Julianto yang turut membahas pentingnya manajemen risiko. Menurutnya peran Manajer atau Direktur Manajemen Risiko terbilang cukup vital.

"Ketika terjadi kesalahan yang ditemukan oleh BPK, itu tolong diuji peranan manajemen risiko baik untuk perencanaan maupun memitigasi ketika permasalahan itu sudah terjadi," ujar Didik.

Menurut Didik, permasalahan paling umum ditemukan adalah pemahaman terkait manajemen risiko tak terserap sampai bawah. Hal ini diakibatkan komunikasi yang seringkali menggunakan bahasa langit.

"Ternyata pemahaman itu belum sampai tingkat level bawah. Banyak istilah manajemen risiko yang lebih banyak teoritik ataupun bahasa-bahasa langit," tambahnya.

Terakhir, Didik menambahkan terkait manajemen risiko, yang terpenting adalah mampu dikelola dengan baik. Selain itu, mesti ada sosialisasi yang efektif sehingga bisa sampai pada tingkat paling bawah.

"Bagaimana manajemen risiko ini bisa dikelola dengan baik, kemudian disosialisasikan sampai ke tingkat paling bawah dan sadar akan risiko itu. Sehingga, dalam berkegiatan akan sangat berhati-hati," tutupnya.

(akn/ega)

Hide Ads