Nilai Dolar AS terus menguat terhadap rupiah. Nilainya sempat mencapai Rp 15.852 hari ini. Di sejumlah tempat pertukaran uang di Jakarta Selatan, sebagian besar masyarakat pun diketahui mulai menjual dolar atau menukarnya ke mata uang rupiah.
Salah satu tempat penukaran uang tersebut adalah Tri Tunggal Money Changer di Blok M Plaza, Jakarta Selatan. Kendati terlihat sepi, dari pantauan detikcom, satu sampai dua pengunjung datang silih berganti di tempat pertukaran uang itu.
Salah satu pegawai kasir yang tidak ingin disebutkan namanya kemudian menjelaskan, bahwa pihaknya menjual mata uang dolar di angka Rp 15.845 dan membeli mata uang tersebut di angka Rp 15.750.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu di Dolar Asia Money Changer, Jalan Melawai Raya, Jakarta Selatan si pegawai yang juga tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan masyarakat hari ini datang silih berganti.
Sejak pagi, pegawai ini menyebut banyak masyarakat yang menjual dolar di toko tersebut. "Lumayan ramai dari pagi. Banyak yang menjual dolar. Mungkin karena (harganya) naik," ucapnya.
Pegawai ini kemudian menjelaskan, bahwa tokonya menetapkan harga beli dolar di angka Rp 15.750 dan harga jual di angka Rp 15.845.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengatakan nilai tukar rupiah saat ini melemah terhadap dolar AS. Mata uang Paman Sam sempat bergerak mendekati level Rp 16.000 terhadap rupiah atau tepatnya Rp 15.852 pagi tadi.
Ia mengatakan melejitnya dolar AS menyebabkan tekanan pelemahan berbagai mata uang dunia, termasuk nilai tukar rupiah.
"Dibandingkan akhir 2022, indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama pada 18 Oktober 2023 tercatat tinggi yaitu di level 106,21 atau menguat 2,6% year to date dibanding akhir 2022," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (19/10/2023).
Penguatan dolar AS menekan hampir seluruh mata uang dunia, seperti yen Jepang, dolar Australia, hingga peso Filipina.
"Sangat kuatnya dolar AS ini memberikan tekanan depresiasi mata uang hampir seluruh mata uang dunia, seperti yen Jepang, dolar Australia, dan euro yang melemah masing-masing 12,44%, 6,61%, dan 1,4% year to date. Serta depresiasi mata uang kawasan Asia seperti ringgit Malaysia, baht Thailand, dan peso Filipina yang masing-masing 7,23% 4,64% dan 1,735% year to date," tuturnya.
(das/das)