Bos BI Buka-bukaan soal Cadangan Devisa RI yang Menyusut

Bos BI Buka-bukaan soal Cadangan Devisa RI yang Menyusut

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 03 Nov 2023 13:35 WIB
Ilustrasi Emas
Ilustrasi cadangan devisa - Foto: Freepik
Jakarta -

Cadangan devisa Indonesia terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada bulan September 2023 cadangan devisa tercatat US$ 134,9 miliar, turun dari sebelumnya US$137,1 miliar atau berkurang US$ 2,2 miliar.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan penurunan itu karena digunakan untuk menjaga ketahanan di tengah tekanan global. Menurutnya tindakan itu wajar dilakukan.

"Cadangan devisa itu kita kumpulkan kalau lagi panen. Makanya dulu naik sampai US$ 139 miliar pada saat inflow nya besar dan ekspor kita besar seperti itu. Kita gunakan pada saat tekanan global, seperti ini ya wajar," kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Perry saat ini implementasi kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) ditargetkan bisa meningkatkan cadangan devisa yang telah terkuras. Pasca kebijakan DHE untuk 3 bulan ke depan diharapkan cadangan devisa bisa bertambah.

"Untuk DHE SDA ini sudah juga membantu peningkatan cadangan devisa. Karena term deposit valas yang di pass on oleh perbankan oleh investor ke Bank Indonesia sekarang US$ 1,9 miliar. Ini belum semuanya karena memang PP 36 2023 kemarin efektifnya November dan melihat itu 3 bulan," terangnya.

ADVERTISEMENT

"Mari kita lihat kembali. Tapi yakin dengan PP itu dan sinergi pemerintah dan moneter fiskal insyaallah stabilitas kita ketahanan kita akan kuat termasuk juga cadangan devisa kita lebih dari cukup," tambahnya.

Sekadar informasi cadangan devisa Indonesia di bulan September 2023 kembali turun. Cadangan devisa tercatat US$ 134,9 miliar di bulan September.

Sementara di bulan Agustus 2023 jumlahnya lebih besar mencapai US$ 137,1 miliar. Terjadi penurunan sekitar US$ 2,2 miliar.

"Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai langkah antisipasi dampak rambatan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, dalam keterangannya, Jumat (6/10/2023).

(ada/kil)

Hide Ads