Perusahaan jasa keuangan asal Amerika Serikat (AS), Charles Schwab melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap 5-6% dari total karyawannya. Langkah ini dilakukan untuk memangkas biaya yang meningkat.
Perusahaan itu hanya merilis persentase jumlah karyawan yang kena PHK dan tidak memberikan angka yang pasti. Namun, berdasarkan lembar fakta perusahaan, jumlah karyawan Schwab sebelumnya adalah 35.900 karyawan. Hal ini berarti, sekitar 2.000 karyawan jadi korban PHK.
"Ini menjadi langkah yang sulit, tapi perlu dilakukan untuk memastikan Schwab tetap kompetitif dengan tingkat efisiensi yang terdepan di industri ini," kata juru bicara perusahaan dikutip dari CNN, Jumat (3/11/2023).
Dia bilang, keputusan tersebut berimbas pada orang-orang berbakat. Perusahaan pun akan melalui proses ini dengan serius dan hati-hati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, langkah pemangkasan biaya ini pernah diumumkan pertama kali beberapa waktu lalu. Perusahaan yang bermarkas di Westlake, Texas ini berupaya untuk memangkas biaya US$ 500 juta karena tekanan investor.
Sebelumnya, diperkirakan perusahaan ini mengeluarkan US$ 400-500 juta untuk pengeluaran, seperti kompensasi karyawan, tunjangan, dan biaya keluar fasilitas. Akibatnya, terjadi beberapa perubahan di perusahaan, seperti penutupan beberapa kantor cabang, model operasional yang lebih sederhana, hingga pengurangan staf. Sebagian besar perubahan tersebut tidak berkaitan dengan para klien.
Baca juga: Maskapai Raksasa AS Mulai PHK Karyawan! |
Seperti bank lainnya, Schwab juga mengalami gejolak awal tahun ini saat kabar bersihnya mendapat perhatian serius dari investor. Hal tersebut terjadi usai bangkrutnya Silicon Valley Bank.
Untuk kuartal III-2023, Charles Schwab membukukan laba bersih US$ 1,1 miliar, turun dari periode yang sama di tahun lalu sebesar US$ 2 miliar. Sementara itu, Saham Schwab turun 35% tahun ini dan naik 1% pada perdagangan sore kemarin.
(ara/ara)