.webp)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI optimistis insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dapat meningkatkan gairah masyarakat untuk membeli rumah. Hal ini pun diyakini akan berdampak baik pada kinerja BRI Griya, sehingga mendorong target kredit perseroan tahun ini.
Diketahui, insentif pemerintah akan menanggung 100% PPN pembelian rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar. Insentif ini berlaku mulai awal November 2023.
Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan perseroan menilai kebijakan insentif akan berdampak terhadap meningkatnya minat masyarakat untuk memiliki rumah sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis KPR perbankan. Terlebih, segmen yang ditargetkan oleh pemerintah adalah primary market yang kebutuhannya masih sangat tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putrama mengungkapkan implementasi kebijakan insentif PPN sebelumnya yang berlaku pada 2021-2022 turut berdampak terhadap peningkatan permintaan KPR di kisaran 5% hingga 20%.
"Tentu dampak positif dari insentif kali ini akan sama dan bahkan bisa lebih baik karena kondisi pasarnya juga sangat baik. Kami pun akan terus mendorong pertumbuhan BNI Griya yang pada 2023 ditargetkan tumbuh di atas 10%, dan di tahun depan kami berharap tren yang positif ini dapat berlanjut," papar Putrama dalam keterangan tertulis, Rabu (15/11/2023).
Lebih lanjut, ia menjelaskan BNI terus bekerja sama dengan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional atau Perum Perumnas, serta developer rumah lainnya. Kerja sama ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan pengurangan backlog nasional.
Selain itu, lanjut Putrama, perseroan terus mengoptimalkan kanal digital guna mempermudah akses produk KPR bagi masyarakat melalui platform BNI DigiGriya.
"Lewat platform ini, nasabah dapat dengan mudah melakukan pencarian properti di wilayah mana pun dan kapan pun. Selain itu nasabah juga dapat langsung terhubung dengan tenaga pemasar untuk konsultasi serta langsung terhubung dengan e-form BNI untuk pengajuan KPR. Semua terintegrasi dalam 1 platform saja," pungkasnya.
(ncm/ncm)
