Bos BI Ungkap Biang Kerok yang Bikin Mata Uang Dunia Melemah Massal

Bos BI Ungkap Biang Kerok yang Bikin Mata Uang Dunia Melemah Massal

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 30 Jan 2024 12:06 WIB
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan lagi suku bunga acuannya. Kini BI 7 Days Repo Rate turun jadi 5,5%.
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan faktor-faktor yang menekan nilai tukar seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah. Menurut Perry, untuk rupiah sendiri secara fundamentalnya seharusnya menguat karena berbagai faktor.

Secara fundamental rupiah seharusnya menguat didorong dengan neraca perdagangan Indonesia terus menerus surplus hingga pertumbuhan ekonomi yang meningkat.

"Neraca perdagangan surplus kan berarti hasil pasar permintaan valas, lebih banyak valasnya untuk ekspor karena perdagangan surplus. Kedua pertumbuhan ekonomi kita tinggi, imbal hasil saham baik. Ini faktor fundamental itu mestinya rupiah menguat. Itu kalau bicara tren," jelas Perry, dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Perry mengatakan ada sejumlah faktor jangka pendek yang mempengaruhi nilai tukar mata uang di dunia termasuk rupiah. Faktor itu adalah pemberitaan.

"Faktor berita, satu-dua minggu terakhir yang berpengaruh terhadap nilai tukar tidak hanya rupiah ya, satu pasar memprediksi fed fund rate akan turun, tetapi data terakhir fed fund rate tidak terburu-buru menurunkan fed fund rate," jelas dia.

ADVERTISEMENT

Pemberitaan itu pun membuat dolar AS menguat, sehingga seluruh mata uang dunia melemah termasuk rupiah.

Faktor lainnya adalah pemberitaan tensi geopolitik di Timur Tengah di laut China yang mempengaruhi gangguan pasokan. Selain itu, kebijakan regulator China juga ikut mempengaruhi.

"Demikian juga kebijakan regulator Tiongkok supaya pasar saham tidak merosot makanya menghentikan peminjaman saham tertentu nggak boleh lagi short selling," ungkapnya.

"Ya itu berita berita itu yang membuat kemudian tekanan nilai tukar seluruh mata uang dunia termasuk rupiah itu meningkat. Itu faktor-faktornya" tambah dia.

Simak juga Video 'BI RATE Januari 2024 Tetap 6%':

[Gambas:Video 20detik]



(ada/das)

Hide Ads