Simpanan Warga RI di BSI Rp 293,7 Triliun, 40% dari Dana Murah

Simpanan Warga RI di BSI Rp 293,7 Triliun, 40% dari Dana Murah

Jihaan Khoirunnisa - detikFinance
Kamis, 01 Feb 2024 16:15 WIB
BSI
Foto: BSI
Jakarta -

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga kinerja keuangan tetap tumbuh meski di tengah gejolak ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Hal ini terlihat dari catatan laba yang naik 33,88% (yoy) menjadi Rp 5,70 triliun hingga kuartal IV tahun 2023. Selain itu, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dikantongi BSI juga tumbuh 12,35% secara tahunan (yoy), dengan dana murah yang memiliki komposisi sebesar 40%.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi pun mengungkapkan sederet faktor yang ikut mengerek kinerja cemerlang perseroan, di antaranya pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan dana murah yang tumbuh dua digit.

"Alhamdulillah, di tengah situasi perekonomian global yang penuh ketidakpastian, BSI kembali membuktikan diri berhasil mencetak kinerja yang sangat baik. Hal ini tidak lepas dari langkah BSI dalam melakukan strategic response yang tepat, adaptif, dan terus berinovasi pada bisnis yang memiliki demand tinggi di market. Juga didukung komitmen kami yang senantiasa melakukan optimalisasi literasi inklusi keuangan syariah di seluruh sektor potensial," ujar Hery dalam keterangan tertulis, Kamis (1/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan dengan model bisnis yang fleksibel dan terkoneksi dengan digital juga mendorong pertumbuhan kinerja. Dalam hal ini, BSI dapat memperluas akses ke seluruh segmen masyarakat, baik individu, ritel, pelaku UMKM, maupun korporat.

Oleh karena itu, Hery menilai penting kehadiran BSI sebagai Beyond Sharia Banking yang menawarkan produk serta jasa bank yang lebih variatif dengan skema keuangan yang tidak dimiliki oleh bank syariah lainnya.

ADVERTISEMENT

"Selain itu, pemerintah juga mendukung regulasi perbankan syariah, sehingga memberikan peluang besar bagi BSI untuk ambil bagian dalam proyek-proyek nasional," lanjutnya.

Dari sisi fungsi intermediasi, kata dia, pertumbuhan pembiayaan dan penghimpunan DPK memberikan kontribusi yang optimal dibandingkan dengan capaian kinerja tahun lalu. Diketahui sepanjang tahun 2023, jumlah pembiayaan yang telah BSI salurkan mencapai Rp 240,32 Triliun. Angka ini bertumbuh sebanyak 15,70% year on year, dengan kualitas pembiayaan (NPF) gross membaik pada posisi 2,08%. Komposisi pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh segmen konsumer (54,32%), wholesale (28,09%) dan retail (17,58%).

Tingginya penyaluran pembiayaan di segmen berkelanjutan juga menunjukkan komitmen dan konsistensi BSI terhadap segmen tersebut. Hingga Desember 2023, pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp57,7 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp 45,4 triliun, disusul sustainable agriculture Rp 4,8 triliun, eco-efficient product Rp5,8 triliun, energi terbarukan Rp 1,1 triliun dan proyek eco-green Rp 549,6 miliar.

Adapun penghimpunan DPK BSI per Desember 2023 mencapai Rp 293,77 triliun, tumbuh 12,35% (yoy). Dari jumlah tersebut, porsi dana murah mencapai Rp 124,73 triliun atau 40% dari keseluruhan DPK.

Selain itu, Hery menjelaskan kenaikan kinerja BSI 2023 juga ditopang oleh naiknya pendapatan berbasis komisi (fee-based income) yang tumbuh 12,08% (yoy) menjadi Rp 4,20 triliun.

Pada 2023, customer based perseroan berkembang menjadi 19,65 juta nasabah dengan pertumbuhan mencapai 5 juta nasabah pasca merger, dan saat ini BSI menjadi bank syariah dengan customer based terbesar di dunia.

Sejumlah rasio keuangan lainnya juga menunjukkan performa kuat BSI pada 2023. Hal itu tercermin dalam capaian asset yang mencapai Rp354 triliun atau tumbuh 15,67%, return of asset (ROA) sebesar 2,35%, dan return of equity (ROE) mencapai 16,88%, serta didukung oleh rasio pencadangan yang kuat pada posisi 194,35%. Kinerja yang baik juga ditopang oleh efisiensi yang tepat. Terlihat dari BOPO yang dapat ditekan dengan baik pada posisi 71,27% atau membaik dari posisi yang sama di tahun sebelumnya.

Pertumbuhan Layanan e-Channel

Di sisi lain, BSI juga terus mengoptimalkan layanan melalui e-channel yang dimiliki. Tercatat hingga saat ini jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 6,3 juta orang, dengan pembukaan rekening online on boarding (OOB) mencapai 86%.

BSI juga terus berupaya meningkatkan layanan lewat kehadiran lebih dari 1.100 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, 2.564 mesin ATM dan 86.200 agen laku pandai BSI Smart yang siap melayani masyarakat Indonesia.

"Perlu kami sampaikan bahwa pertumbuhan nasabah juga tak lepas dari optimalisasi e-channel, seperti BSI Mobile yang dapat dengan mudah diakses nasabah untuk berbagai keperluan transaksi seperti pembukaan rekening online baik tabungan, deposito maupun pembiayaan," ujarnya.

Komitmen Green Activity

Lebih lanjut Hery memaparkan langkah BSI dalam mendorong green activity. Adapun langkah yang diambil yaitu melalui efisiensi energi dengan membangun gedung ramah lingkungan, serta optimalisasi digital services melalui digital branch.

Selain itu perseroan juga mengoptimalkan penggunaan solar panel di kantor cabang, motor listrik, charging station di rest area dan ikut berkontribusi menyediakan mesin RVM (Reverse Vending Machine) di berbagai daerah di Indonesia.

"Program penempatan mesin RVM memberikan dampak pengurangan emisi karbon sebanyak 84,4 Ton CO2eq dan mendaur ulang plastik 22,8 Ton limbah plastik," katanya.

Selain itu, perseroan juga telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp 255,2 miliar terhadap 4 pilar utama, yakni socioeconomic (Desa BSI dan UMKM), spiritual (pembangunan masjid dan mobil musholla), people (beasiswa), serta charity & environment (santunan yatim, penanaman pohon dan sustainable movement).

(akd/ega)

Hide Ads