PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengungkapkan kondisi perbankan syariah Indonesia tumbuh agresif. Pihaknya memiliki mimpi bisa menguasai 30% dari total pasar perbankan nasional.
"Kita sedang menikmati peningkatan market share yang luar biasa. Jadi mimpi 30% rasanya masih bisa kita capai dan kita sebagai pemain tidak punya pilihan selain optimis," kata Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (29/2/2024).
Meski kondisi ekonomi menantang imbas suku bunga tinggi dan likuiditas terbatas, perbankan syariah mampu tumbuh 15% atau lebih kencang dari pertumbuhan di sektor perbankan konvensional. Cahyo mengatribusikan kesuksesan itu karena perusahaan melakukan bisnis dengan benar.
Pertumbuhan itu akhirnya ikut mengerek pangsa pasar perbankan syariah yang kini nyaris mencapai 8% dari semula hanya 5%. Cahyo optimis perbankan syariah Indonesia dapat mengikuti trajektori yang dialami oleh Malaysia.
"Kita melihat di Malaysia 30%, ini angka yang menjadi target kita di industri perbankan syariah. Rasanya bukan mimpi yang terlalu besar untuk bilang bahwa seharusnya tempat yang layak untuk bank syariah di Indonesia itu bisa kayak Malaysia minimal di angka 30%. Mungkin kalau kayak di Saudi 60% itu butuh waktu lebih lama lagi," ucapnya.
BSI bahkan telah masuk daftar 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia tahun 2023. "Alhamdulillah beberapa bulan ini masuk investor asing gede ke Indonesia," imbuhnya.
Seiring berjalannya waktu, BSI terus melakukan transformasi digital dan melakukan terobosan mengikuti perkembangan teknologi. Cahyo mengaku banyak belajar dari platform lain untuk memberikan layanan yang lebih efisien.
"Cabang BSI semakin banyak tetapi fungsi orangnya sudah berubah. Sekarang sudah lebih agresif, tentu ini positif berarti efisiensi untuk kita," pungkas Cahyo.
Simak juga Video: Laba Tumbuh 33%, BSI Berhasil Cetak Kinerja Impresif
(aid/ara)