PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi merombak susunan direksi dan komisaris perusahaannya dan menambah posisi baru yaitu Direksi SME and retail Funding.
Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), posisi Direktur SME and Retail Funding resmi diduduki oleh Muhammad Iqbal yang dulunya menjabat sebagai Direktur Institutional Banking BNI.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, pihaknya berharap langkah ini akan membuat BTN tumbuh lebih kuat bukan hanya di segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Salah satu strateginya ialah dengan memperkuat segmen UMKM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ada keinginan untuk memperkuat UMKM, terutama melalui KUR. Kita akan fokuskan di KUR, karena KUR ini adalah kredit program yang menurut kami sangat baik karena penjaminan pemerintah juga, melalui asuransi maksudnya," kata Nixon, pada Press Conference RUPST Tahun Buku 2023 di Menara BTN, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2024).
Di samping itu, menurutnya segmen tersebut juga cocok dengan nasabah-nasabah BTN yang tergolong ke dalam masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serta cocok untuk bisnis dari turunan perumahan.
"Jadi memperkuat itu karena kita ingin KUR kami tumbuh lebih cepat lagi dari tahun-tahun sebelumnya," imbuhnya.
Selain KUR, BTN juga akan memperkuat struktur pendanaan, terutama di bagian retail funding. Menurutnya, sejauh ini perkembangan retail funding BTN terbilang cukup lambat dibandingkan dengan institusi lain.
"Artinya kami ingin tumbuh lebih cepat lagi dari hari ini. Sehingga kita membuat satu direktorat, direktur baru khusus ritel funding dan UMKM," jelasnya.
Dalam RUPTS yang telah berlangsung, BTN juga memutuskan akan membuat direktori baru yakni Direktorat Digital Sales. Nixon mengatakan, pihaknya telah mendapatkan satu nama yang tepat untuk mengisi posisi direktur. Dalam waktu dekat, BTN akan mengumumkan siapa sosok tersebut.
"Ini juga sebagai bagian push bisnis ritel funding dan casa BTN ke depannya. karena kami merasa bahwa kami paling tertinggal di antara himbara lain. Casa ratio kami baru 53% ketika yang lain sudah 60-70% lebih. Jadi kita mau speed pertumbuhan BPK ritel dari casa," pungkasnya.
(shc/rrd)