Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap penyebab Bank Perekonomian Rakyat (BPR) banyak yang bangkrut. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, mengatakan hal itu terjadi karena kondisi internal yang sudah tidak sehat.
Kondisi bank yang tidak sehat itu ditandai dengan adanya fraud yaitu penyajian laporan keuangan palsu secara sengaja.
"BPR itu bagus, BPR itu kan banyak, lebih dari 1.500. Pertumbuhannya bagus, cuma ada BPR-BPR tertentu yang bermasalah karena ada fraud, ada governance yang buruk dan lain sebagainya. Nah ini kita tidak boleh membiarkan apa lagi zombie-zombienya tidak diselesaikan," ujar kata Dian ditemui usai acara Seminar Outlook Perbanas di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dian mengatakan ke depan OJK akan berupaya untuk memastikan BPR tidak masuk ke jurang kebangkrutan lagi.
"Jadi apa upaya kita itu membersihkan karena kita harus memastikan ketika BPR bisa masuk pasar modal, punya sistem pembaharuan BPR yang bagus, bahkan nggak boleh ada BPR yang jelek. Ke depan BPR bersih BPR betul-betul profesional yang akan berdiri. Apa bedanya bank bank swasta?" Ungkapnya.
Dian mengungkap kemungkinan jumlah BPR yang ditutup akan mencapai 20 BPR. Untuk awal tahun sendiri setidaknya ada tujuh BPR yang telah dicabut izin usahanya oleh OJK.
"Kemungkinan akan mencapai 20 (BPR) yang ditutup. Itu kan sudah ditutup sebetulnya, sudah ditutup. Tinggal likuidasinya (pembubaran) saja," terangnya.
"Yang bangkrut awal awal ini aja. Ke depan kita harus membersihkan. Kita akan mengeluarkan berbagai aturan yang tentu itu akan tidak terjadi lagi. Mudah-mudahan fraud, governance yang buruk tidak ada lagi," pungkasnya.
(ada/ara)