Bank Indonesia (BI) baru saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%. Lalu, bagaimana dengan bunga dengan kredit Bank Mandiri?
Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menjelaskan, langkah BI menaikkan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas rupiah. Namun, pihaknya melihat peluang penurunan suku bunga acuan pada kuartal IV 2024.
"Tentunya apabila kondisi makro secara global juga mendukung," katanya dalam konferensi pers, Selasa (30/4/2024).
Dia mengatakan, saat ini memang terjadi tren kenaikan biaya dana (cost of fund) di mana di industri perbankan naik 59 bps menjadi 2,79% di bulan Februari. Namun di periode yang sama, Bank Mandiri mampu menjaga tingkat cost of fund di bawah industri yakni di 2,11%, dengan kenaikan 43 bps yoy.
Terangnya, dalam menghadapi kenaikan biaya dana, strategi yang dilakukan ialah melakukan repricing loan secara selektif, terutama pada portofolio kredit korporasi.
Dari sisi penetapan suku bunga pinjaman, Bank Mandiri tidak hanya melihat dari suku bunga acuan. Namun, pihaknya juga mempertimbangkan beberapa hal seperti suku bunga pasar, kondisi likuiditas, struktur biaya dana dan juga arah kebijakan regulator.
Dia mengatakan, pihaknya akan mendorong pertumbuhan di segmen ritel sehingga portofolio mixed ini dapat menghasilkan pendapatan bunga yang dapat mengimbangi kenaikan biaya dana dan menjaga profitabilitas bank tetap baik.
"Sampai dengan Maret 2024, SBDK (suku bunga dasar kredit) Bank Mandiri pada seluruh segmen masih berada di level yang sama seperti halnya angka yang kita tampilkan dari Desember tahun 2022," katanya.
(acd/rrd)