Bos OJK Ramal Suku Bunga AS, Turun atau Naik?

Bos OJK Ramal Suku Bunga AS, Turun atau Naik?

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 13 Mei 2024 15:15 WIB
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (ketiga kanan) dan Kepala Eksekutif Pengawas PEPK OJK Friderica Widyasari Dewi (keempat kiri) menghadiri peluncuran Peta Jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen (PEPK) 2023-2027 di Jakarta, Selasa (12/12/23). Peta Jalan Pengawasan PEPK 2023-2027 bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang terliterasi, terinklusi dan terlindungi, serta menciptakan pelaku usaha jasa keuangan yang berintegritas. ANTARA FOTO/Humas OJK/YU
Foto: ANTARA FOTO/HUMAS OJK
Jakarta -

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan perekonomian Amerika Serikat (AS) terlihat akan menguat ke depan. Meskipun pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2024 1,6% dan menjadi penurunan terendah pada 2 tahun terakhir.

Mahendra menyebut pertumbuhan ekonomi AS diprediksi akan tetap kuat. Dengan demikian, diperkirakan Bank Sentral AS tidak akan menurunkan suku bung acuannya.

"Kinerja ekonomi AS masih menunjukkan tanda-tanda penguatan lebih tinggi daripada ekspektasi semula. Hal ini mendorong kembalinya ekspektasi suku bunga higher for longer menjadi menurun, artinya ekspektasi maupun perkiraan terjadinya pemotongan tingkat federal fund rate dalam waktu dekat berkurang," kata dia dalam konferensi pers, Senin (13/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara bank sentral Inggris dan Eropa disebut akan menurunkan suku bunganya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Karena saat ini pertumbuhan ekonomi negara itu rendah dan inflasi masih tinggi.

Mahendra melanjutkan, sementara perekonomian Indonesia masih tercatat tumbuh baik pada kuartal I-2024. Penguatan ekonomi Indonesia terbukti pada pertumbuhan kuartal I-2024 mencapai 5,11%.

ADVERTISEMENT

"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I 2024 menjadi 5,11% dari tahu ke tahun dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV-2023 5,04%," pungkasnya.

(ada/rrd)

Hide Ads