Apakah Nomor Rekening Boleh Disebar?

Di dunia yang serba digital, kegiatan transfer uang tidak bisa lepas dari keseharian setiap orang. Transfer uang adalah aktivitas mengirimkan uang dengan nominal tertentu dari satu rekening ke rekening lain.

Untuk melakukan transfer uang, pengirim uang harus memiliki nomor rekening penerima uang. Tak sedikit yang bertanya-tanya, apakah boleh menyebar nomor rekening? Berikut merupakan penjelasannya.

Bahaya Menyebar Nomor Rekening

Melansir dari OCBC NISP, Sabtu (15/6/2024), nomor rekening merupakan salah satu data pribadi yang perlu dijaga. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Nomor 27 tahun 2022 tentang perlindungan Data Pribadi.

Menurut pasal 4 dalam Undang-Undang tersebut, dijelaskan ada dua macam data pribadi, yakni data pribadi yang bersifat umum dan data pribadi yang bersifat spesifik. Data pribadi yang bersifat umum antara lain nama lengkap, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, status perkawinan, dan data pribadi yang dikombinasikan untuk mengidentifikasi seseorang.

Sementara, data pribadi yang bersifat spesifik meliputi data dan informasi kesehatan, data biometrik, data genetika, catatan kejahatan, data anak, data keuangan pribadi, dan data lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Nomor rekening masuk ke dalam kategori data keuangan pribadi yang masuk ke dalam data pribadi yang bersifat spesifik. Karena hal tersebut, ada baiknya nomor rekening tidak disebar ke sembarang orang untuk meminimalisir kemungkinan tindak kejahatan.

Adapun, selain nomor rekening data pribadi yang harus dijaga antara lain password, nomor kartu, nomor CVV kartu kredit, foto KTP, hingga kode OTP. Data-data tersebut tidak boleh disebar ke orang lain atau ke sembarang orang.

Jenis Kejahatan yang Melibatkan Nomor Rekening

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, terdapat beberapa modus kejahatan digital yang melibatkan nomor rekening. Berikut merupakan penjelasannya.

1. Phising

Phising merupakan modus penipuan dengan membawa nama instansi atau lembaga resmi untuk meminta data pribadi. Para penipu menggunakan modus phising untuk mengakses rekening korban. Adapun, pelaku penipu phising biasanya menghubungi korban lewat telepon, e-mail, atau SMS.

2. Pharming Handphone

Pharming dilakukan dengan mengirim link pada korban yang akan mengarahkan korban pada situs atau web palsu. Jika korban mengklik link tersebut, pelaku dapat mengakses ponsel korban dan mencuri data pribadi.

3. Sniffing

Sniffing adalah modus dengan memanfaatkan wifi publik untuk meretas ponsel korban dan mencuri data pribadinya. Karena itu, sebaiknya tidak menggunakan wifi publik saat sedang melakukan transaksi digital.

4. Menyalahgunakan Nomor Rekening

Nomor rekening merupakan salah satu data pribadi yang bisa digunakan sebagai syarat pengajuan pinjaman, media transaksi, dan penyimpanan uang. Jika menyebarkan nomor rekening ke sembarang orang, maka nomor rekening berpotensi untuk disalahgunakan.