People Bank of China (PBOC) selaku bank sentral negara itu berencana menurunkan rasio persyaratan cadangan untuk pemberi pinjaman komersial (reserve requirement ratio/RRR) sebesar 25 hingga 50 basis poin (bps) pada akhir tahun ini.
Namun besaran penurunan RRR ini masih mempertimbangkan pada kondisi likuiditas negara itu. Sehingga sampai saat ini masih terbuka kemungkinan pelonggaran kebijakan lebih lanjut.
Melansir dari The Business Times, Jumat (18/10/2024), Gubernur PBOC Pan Gongsheng dalam sebuah forum keuangan di Beijing mengatakan pihaknya juga berencana untuk menurunkan suku bunga acuan pembelian kembali tujuh hari juga sebesar 20 bps.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah dikurangi sebesar 30 bps. Serta pada 21 Oktober nanti, suku bunga pinjaman utama akan turun sebesar 20 hingga 25 bps.
Langkah ini dimaksudkan sebagai stimulus potensial untuk mendukung perekonomian Negeri Tirai Bambu yang sempat terpuruk. Kemudian langkah-langkah ini juga menjadi upaya bank sentral untuk menstabilkan sektor perumahan dan menghidupkan kembali kepercayaan pasar modal.
Pada forum diskusi yang sama, Pan juga memperingatkan banyaknya aliran dana ilegal yang masuk ke pasar saham mereka. Untuk itu PBOC memperkenalkan dua alat baru pada bulan September kemarin guna mendukung keamanan pasar.
"Ini adalah program swap yang memberikan dana, perusahaan asuransi, dan pialang akses yang lebih mudah ke pendanaan untuk pembelian saham, dan pinjaman PBOC yang relatif murah untuk membantu bank membiayai pembelian dan pembelian kembali saham perusahaan yang terdaftar," terang Pan.
Pan mengatakan kedua langkah tersebut sepenuhnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang berorientasi pasar, dan fasilitas swap bukanlah bentuk dukungan keuangan langsung dari bank sentral.
"Ketentuan bank mengenai pembelian kembali dan pembelian saham memiliki tujuan arah yang spesifik, dan intinya adalah bahwa dana pinjaman tidak boleh memasuki pasar saham secara tidak sah," tambah Pan.
(eds/eds)