PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 735,02 triliun, naik 9,48% secara tahunan (yoy). BNI membidik hingga akhir tahun, pertumbuhan kredit berada di kisaran 10-12%.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya mengatakan pertumbuhan ini didorong oleh segmen korporasi yang mencatat kenaikan sebesar 15,1% YoY menjadi Rp409,2 triliun dan segmen konsumer yang naik 14,6% YoY menjadi Rp137 triliun. Pendorong utamanya ialah kredit personal (payroll) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Tahun ini untuk segmen menengah dan kecil masih difokuskan dalam hal perbaikan credit underwriting sehingga kedua segmen ini akan siap menjadi diversifikasi pertumbuhan kredit BNI tahun depan," kata Novita, dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III 2024 BNI, disiarkan secara daring, Jumat (25/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak Perusahaan BNI, seperti BNI Finance, telah menjadi mesin pertumbuhan baru. Salah satu contohnya adalah kolaborasi antara BNI dan BNI Finance dalam pembiayaan bersama (joint financing) untuk meningkatkan kredit segmen consumer, terutama untuk produk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Hasilnya, penyaluran KKB mencapai Rp 1 triliun per September 2024, naik dibandingkan periode 2023.
Selain itu, Hibank yang memiliki fokus pada UMKM juga tumbuh. Penyaluran kredit dari Hibank telah bertumbuh 90,5% YoY dari Rp 1,7 triliun, menjadi Rp3,2 triliun di September 2024 dengan memanfaatkan ekosistem grup BNI.
Kualitas aset BNI terus membaik, ditandai dengan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) bertahan di level 2%. Kredit berisiko atau Loan at Risk (LaR) membaik menjadi 11,8%, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dijaga di angka 1%. Beban provisi juga turun sebesar 19,7% YoY menjadi Rp5,4 triliun.
Penyaluran kredit BNI yang sehat juga di-support oleh pertumbuhan dana CASA (giro dan tabungan). Per September 2024, CASA BNI mampu tumbuh 5,5% YoY terutama ditopang oleh tabungan yang mampu tumbuh solid 7,4% YoY.
Untuk mendorong pertumbuhan kredit, Novita mengatakan, pihaknya akan berfokus pada segmen bisnis yang sehat, antara lain segmen korporasi dan segmen consumer. BNI juga akan menguatkan peran dari perusahaan anak dan manajemen likuiditas yang baik.
"Ini tentunya kami optimis akan dapat mencapai pertumbuhan kredit di kisaran 10-12% di akhir 2024," kata Novita.
Menurutnya, peluang pertumbuhan bisnis juga terlihat dari membaiknya proyeksi pertumbuhan PDB yang sesuai dengan visi dari pemerintah baru dengan memfokuskan pada sektor-sektor yang prioritas seperti hilirisasi, ketahanan pangan dan energi, hingga perumahan.
"Sehingga, di tahun 2025 tentunya kita proyeksikan pertumbuhan kredit lebih baik dibanding tahun 2024," tutupnya.
(shc/kil)