PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) mencatatkan pertumbuhan total aset tahunan Kantor Luar Negeri (KLN) sebesar 14,55% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2024. Pertumbuhan ini terjadi di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik global.
Direktur Wholesale & International Banking BNI Agung Prabowo mengatakan, di tengah kondisi gejolak yang dipengaruhi berbagai faktor seperti inflasi, perubahan kebijakan suku bunga global dan juga ketidakpastian geopolitik, kinerja kantor luar negeri BNI tetap menunjukkan ketahanan yang kuat.
"Hal ini dibuktikan oleh keberhasilan BNI yang mencatatkan pertumbuhan total aset year on year (yoy) pada kuartal III 2024 sebesar 14,55%," kata Agung, dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III 2024 BNI, disiarkan secara daring, Jumat (25/10/2024).
Meskipun menghadapi tantangan eksternal, menurutnya, kantor luar negeri BNI terus beradaptasi dengan strategi diversifikasi portfolio, pengelolaan risiko yang hati-hati dan penguatan layanan berbasis teknologi. Upaya ini membantu mempertahankan pertumbuhan yang stabil meskipun dalam kondisi pasar yang bergejolak.
Agung menambahkan, salah satu sektor yang menjadi penopang utama kinerja kantor luar negeri (KLN) BNI adalah sektor korporasi internasional, terutama dalam bisnis loan, pembiayaan perdagangan atau trade finance, energi, infrastruktur dan manufaktur.
"Pertumbuhan pada sektor-sektor ini didorong oleh peningkatan permintaan dari perusahaan multinasional dan klien-klien lokal di negara-negara tempat BNI beroperasi," ujarnya.
Sejalan dengan pertumbuhan total aset ini, sampai dengan periode kuartal III 2024, earnings before tax kantor luar negeri BNI juga mengalami pertumbuhan sebesar 59,13% year on year (yoy).
Di samping itu, BNI juga tidak menampik kemungkinan pembukaan KLN baru. Agung mengatakan, terakhir pada September 2024 BNI telah meresmikan kantor perwakilan baru di pusat bisnis di Sydney, Australia. Kehadirannya melengkapi jaringan global BNI di kota-kota strategis dunia seperti di Singapura, Hongkong, Tokyo, London, Seoul, New York dan Amsterdam.
"Dalam memperluas jaringan internasional kami melihat adanya potensi besar yang masih dapat digarap terutama di negara-negara dengan prospek bisnis yang menjanjikan. Jadi sebelum membuka kantor baru di luar negeri tentunya kita melakukan studi kelayakan terlebih dahulu untuk memastikan potensi pasar dan kebutuhan nasabah di lokasi tersebut," ujar dia.
Dalam perluasan jaringan internasional, lanjut Agung, BNI mengidentifikasi peluang berdasarkan jumlah diaspora Indonesia di negara tujuan, besar investasi negara tersebut di Indonesia, volume perdagangan, jumlah perusahaan yang berbisnis dengan Indonesia, dan jumlah perusahaan Indonesia di negara tersebut.
"Pembukaan kantor baru akan didasarkan pada hasil kajian yang mendalam terkait potensi pasar dan relevansinya terhadap penguatan bisnis BNI di luar negeri. Fokus utama adalah meningkatkan kinerja kantor-kantor luar negeri yang sudah ada sekaligus memperluas layanan sektor-sektor dengan potensi pertumbuhan yang tinggi," katanya.
(shc/kil)