Transaksi Digital Bisa Geber Perkembangan Usaha di RI

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 06 Nov 2024 15:44 WIB
Ilustrasi - Foto: detikcom/Anisa Indraini
Jakarta -

Dari catatan Bank Indonesia, transaksi ekonomi dan keuangan digital pada kuartal III 2024 tetap tumbuh didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.

Dari sisi nilai besar,transaksi BI-RTGS meningkat 16% yoy sehingga mencapai Rp 45.252 triliun.Dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST tumbuh61,10% yoy mencapai 924,89 juta transaksi.

Transaksi digital bankingtercatat5.666,28juta transaksi atau tumbuh sebesar34,43% yoy, sementara transaksi Uang Elektronik (UE) tumbuh29,11% yoy mencapai4.001,11juta transaksi. Transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D turun8,59% yoy menjadi1.738,53juta transaksi. Transaksi kartu kredit tumbuh14,84% yoy mencapai116,97juta transaksi.

Transaksi QRIS terus tumbuh pesat sebesar209,61% yoy, dengan jumlah pengguna mencapai53,3juta dan jumlahmerchant34,23juta. Sementara dari pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh9,96%yoy menjadi Rp1.057,4triliun.

Perusahaan keuangan Digital, PT Trans Digital Cemerlang (TDC) dan Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) menilai perkembangan transaksi digital mendorong perkembangan usaha di RI.

Ketua Umum Aspadin Rachmat Hidayat menyampaikan, perkembangan transaksi digital juga turut memperluas akses produk, mempermudah transaksi, meningkatkan efisiensi waktu dan biaya, memperluas data pelanggan dan pemahaman perilaku belanja pelanggan.

"Di saat yang sama meningkatkan akses terhadap usaha sehingga meningkatkan jumlah pemain dan kompetisi. Hal ini mendorong inovasi di dunia usaha," ujar Rachmat dalam siaran pers ditulis Rabu (6/11/2024).

Rachmat berujar anggota Aspadin turut terbantu dengan adanya QRIS. Lantaran, kalangan pengusaha sangat memperhatikan keamanan dalam bertransaksi.
"Pembayaran digital seperti melalui QRIS sangat membantu efisiensi dan juga keamanan pembayaran," terang Rachmat. Saat ini,

Di sisi lain, kata Rachmat, penggunaan transaksi digital termasuk QRIS, memiliki tantangan tersendiri. Misalnya, tersedianya infrastruktur pembayarannya secara luas. "Juga biaya transaksi yang perlu dibuat seminimal mungkin. Dengan demikian akan mampu menjangkau semua level pedagang termasuk UMKM," ucap Rachmat.

Direktur PT TDC Indra mengatakan kekuatan aplikasi keuangan digital terletak pada kemudahan mengakses, mempelajari, fitur, dan gratis. Jika aplikasi sudah memenuhi kriteria itu, maka peluang penggunaanya semakin luas yang tentunya berdampak juga pada perluasan akses produk ke konsumen.

"Aplikasinya misalnya sulit untuk digunakan atau berbayar saat diunduh, itu akan membuat calon pengguna akan mundur. Karena itu kami mengeluarkan aplikasi Posku Lite yang mudah di unduh, gratis dan mudah dipakai. Ketika sudah digunakan, maka perluasan akses produk menjadi jaminan, " ujar Indra.

Hal lain yang patut menunjang dan menjadi daya tarik yang kuat sebuah aplikasi adalah kemudahan penggunaan fiturnya. Fitur Kasirku di Posku Lite, contohnya, yang merupakan fitur utama untuk berjualan. Dengan fitur itu, pengguna dapat menerima pembayaran secara fleksibel melalui Cash, QRIS, dan Bank Transfer. Jadi, baik pelanggan yang ingin membayar tunai maupun yang lebih suka transaksi digital dapat dilayani dengan mudah.

"Data transaksi satu hari, satu minggu, satu bulan bahkan satu tahun itu tersedia. Itu memudahkan merchant mengatur keuangan mereka," ujar dia.




(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork