Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp 246 T hingga Oktober 2024

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 13 Nov 2024 15:16 WIB
Paparan penyaluran KUR - Foto: detikcom/Retno Ayuningrum
Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp 246,58 triliun hingga Oktober 2024. Angka realisasi ini baru mencapai 88,06% dari target penyaluran KUR 2024 sebesar Rp 280 triliun.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Ferry Irawan mengatakan penyaluran KUR tersebut diberikan kepada 4,27 debitur. Dari total debitur itu, Ferry menyebut ada 1,9 juta debitur baru.

"Nah di 2024 sendiri, kalau kita lihat tadi sampai dengan 31 Oktober realisasinya sudah mencapai 246 triliun. Di 2023 karena satu dan lain hal kita memang di bawah target, tapi di 2024 mudah-mudahan dari target awal Rp 280 triliun sampai dengan akhir tahun kita harapkan itu bisa kita capai gitu ya," kata Ferry dalam acara KUR Meets The Press, di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Ferry menjelaskan sebanyak 60% dari total debitur KUR 2024 merupakan golongan desil 1-4. Sementara untuk penerima KUR, pihaknya tidak hanya menyalurkan KUR ke sektor perdagangan saja, tapi juga usaha yang produktif. Per 30 September 2024, sebanyak 57% penyaluran KUR diberikan k3 sektor produktif.

Selain itu, sebesar 49% dari total debitur KUR 2024 berhasil graduasi ke skema pembiayaan yang lebih tinggi.

"Jadi kalau di samping yang debitur baru, kita juga mendorong graduasi. Jadi yang sudah fasih dan sudah bisa berkembang itu idealnya dia tidak mengakses KUR lagi tapi ke komersial. Atau dari kita punya beberapa segmen, segmen yang lebih rendah ke segmen yang lebih tinggi, terkait dengan pengembangan usahanya, maka kita meng-introduce graduasi. Di data kita, yang kita rekap di bulan Mei 2024 itu 49% dari debitur kita itu tergraduasi," jelas Ferry.

Pada kesempatan yang sama, Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Gede Edy Prasetya mengatakan pinjaman bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) saat ini masih terjaga di angka 2,19%. Dia juga membantah pihaknya mengaktifkan NPL sebesar 5%.

"Jadi kalau catatan kami atau data statistik kami menunjukkan angkanya 2,19%.
Jauh di bawah rata-rata NPL penyaluran kredit UMKM yang lainnya. Ya jadi kemarin ada menanyakan bahwa NPL kita 5%. Ini tidak benar, yang benar adalah 2,19%. Yang kita catat adalah 2,19%," kata Gede.

Adapun daerah penyaluran KUR paling tinggi berada di Jawa Tengah dengan penyaluran sebesar Rp 42 triliun. Kemudian, posisi kedua di Jawa Timur sebesar Rp 40 triliun dan tempat ketiga di Jawa Barat sebesar Rp 24 triliun.

Sementara itu, penyaluran KUR super mikro sebesar Rp 1,01 triliun, penyaluran KUR mikro sebesar Rp 170,62 triliun. Untuk penyaluran KUR kecil sebesar Rp 74,92 triliun dan penyaluran KUR Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebesar Rp 33,45 miliar.

Lihat juga Video: Alasan KUR Tidak Masuk Program Pemutihan Kredit UMKM






(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork