OJK Beberkan Kondisi Perbankan RI, Begini Datanya

Retno Ayuningrum - detikFinance
Senin, 18 Nov 2024 09:25 WIB
Ilustrasi bank - Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo
Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan ketidakpastian pasar keuangan global masih cukup tinggi. Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi M. Ismail Riyadi dalam Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan II-2024.

Ismail mengatakan ketidakpastian keuangan global ini dipicu oleh laju penurunan inflasi yang masih berada di atas target, mendorong The Fed mempertahankan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) tinggi dalam jangka waktu lama (high for longer) hingga Juni 2024 dan baru melakukan pemangkasan FFR pada FOMC September 2024.

Selain itu, ada juga faktor risiko, seperti perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina, disrupsi jalur perdagangan di Laut Merah, dan faktor perubahan iklim yang berpotensi memicu peningkatan harga komoditas dan inflasi ke depan.

"Di tengah perkembangan global tersebut, pada triwulan II-2024 ekonomi domestik tetap terjaga meskipun sedikit melandai, antara lain ditopang oleh pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi meskipun pertumbuhan konsumsi, investasi, dan pengeluaran Pemerintah melambat dibandingkan triwulan II-2023," kata Ismail dalam keterangannya, Senin (18/11/2024).

Dia menjelaskan ekonomi domestik yang tetap kuat juga tercermin pada indikator perbankan di triwulan II-2024. Pertumbuhan kredit (bank umum) yang masih cukup baik, yaitu sebesar 12,36% secara tahunan. Angka ini naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,76%.

Ismail menerangkan pertumbuhan kredit tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dari segmen korporasi yang baik sejalan dengan penjualan yang baik dan kemampuan bayar yang kuat. Di sisi lain, DPK juga masih tumbuh yaitu sebesar 8,45% (yoy) meningkat dari tahun sebelumnya 5,7% sehingga menjadi salah satu faktor pendorong terjaganya likuiditas perbankan.

"Dalam situasi demikian, kondisi likuiditas bank umum terpantau masih cukup memadai sebagaimana tercermin dari rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 112,33 persen dan 25,37 persen, jauh di atas threshold masing-masing 50% dan 10%," jelas Ismail.

Selain itu, tingkat permodalan juga cukup solid dengan CAR sebesar 26,09% meskipun menurun dari tahun sebelumnya didorong oleh pertumbuhan ATMR yang tumbuh 9,91% (yoy). Hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit, dan melampaui pertumbuhan modal. Risiko kredit juga terpantau membaik dengan rasio NPL gross yang meningkat menjadi sebesar 2,26% dan NPL net sedikit meningkat menjadi 0,78%.

Sejalan dengan kinerja bank umum, kinerja BPR dan BPRS juga cukup baik, meskipun. pertumbuhan kredit/pembiayaan serta DPK relatif melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio permodalan juga masih cukup solid dengan CAR BPR dan BPRS masing-masing sebesar 31,75% dan 23,09%.

"Ke depan, tetap perlu diperhatikan risiko perbankan utamanya risiko pasar dan risiko likuiditas di tengah masih tingginya ketidakpastian global seperti risiko ketidakpastian suku bunga, perkembangan ekonomi China, serta kenaikan tensi geopolitik yang dapat berpotensi meningkatkan tekanan ekonomi domestik. Adapun terkait kredit yang direstrukturisasi juga mengalami penurunan dengan jumlah yang relatif kecil yang berubah menjadi NPL," imbuh Ismail.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae menyampaikan bahwa OJK terus mencermati perkembangan volatilitas ekonomi global dan dampaknya kepada ekonomi domestik serta perbankan Indonesia. Hal tersebut dilakukan seiring dengan pengawasan perbankan secara individual yang intensif dan berkelanjutan yang diharapkan mampu menjaga stabilitas sistem keuangan dan perbankan Indonesia pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang.

"Selanjutnya, OJK juga meminta bank-bank agar terus memperhatikan aspek kehati-hatian (prudential banking), profesionalisme, inovatif, dan selalu menjaga integritas untuk bisa mencapai pertumbuhan yang tinggi dan sehat," kata Dian.




(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork