OJK Mau Dorong Bank Manfaatkan AI, Begini Caranya

OJK Mau Dorong Bank Manfaatkan AI, Begini Caranya

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 20 Feb 2025 11:31 WIB
Digital transformation technology strategy, IoT, internet of things. Businessman using smart phone with AI and Digital Icons design.
Foto: Getty Images/Busakorn Pongparnit
Jakarta -

Dalam rangka mendorong pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana mengembangkan market intelligence di sektor jasa keuangan. Adapun hal itu akan dilakukan pada periode 2025-2026.

Head of Financial Services Monitoring Division OJK Eko Rizanoordibyo mengatakan, pengembangan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan big data dan AI.

"Bahwa pada periode 2025-2026, OJK akan mengembangkan sistem market intelligence sektor jasa keuangan dengan memanfaatkan big data dan artificial intelligence," kata Eko dalam acara Indonesia Banking & Finance Summit di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (20/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eko mengatakan, pengembangan market AI dilakukan untuk mendorong produktivitas dan efisiensi jasa keuangan. Selain itu, pengembangan ini juga dipercaya dapat mengurangi risiko dengan layanan jasa keuangan yang lebih baik.

"Pemanfaatan kecerdasan keuatan di sektor jasa keuangan tentunya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, mengurangi risiko, serta memberikan layanan yang lebih baik kepada para stakeholders," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Ia meyakini, dengan kolaborasi yang dilakukan regulator dan pelaku industri, tantangan yang lahir dari pemanfaatan AI bisa dimitigasi. Sehingga, keuntungan industri dapat dioptimalkan.

"Dengan kolaborasi antara regulator, pelaku industri jasa keuangan, dan para pemangku kepentingan pada ekosistem jasa keuangan, kita dapat memanfaatkan AI untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif, efisien, dan aman bagi kita semua," tutupnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan, ada tantangan besar dalam penerapan AI pada sistem jasa keuangan adalah penipuan.

"Selain menciptakan berbagai kemudahan bagi kita sebagai umat manusia, bagi kita sebagai pemain bisnis, bagi kita sebagai banker, pengusaha dan seterusnya tapi juga merupakan tantangan yang tidak kecil, terutama dalam hal berbagai penipuan," kata Bambang.

Ia mengingatkan, penggunaan AI menjadi peluang sekaligus tantangan lantaran banyaknya perbankan dan rekening individu nasabah yang diretas akibat pemanfaatan AI yang digunakan pihak tidak bertanggung jawab.

"Sekali lagi, banyak sudah bank-bank dan individu-individu yang kebobolan rekeningnya, yang kebobolan keuangan, tapi memang tidak dipublikasikan karena bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap bank," tutupnya.

Simak juga Video 'OJK Sebut Gen Z-Milenial Dominasi Penyumbang Kredit Macet di Pinjol':

(acd/acd)

Hide Ads