Heboh di media sosial dengan seruan tarik dana dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) atau Bank BUMN karena pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara). Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menilai orang yang menginstruksikan seruan tersebut termasuk orang stress.
Diketahui, BP Danantara akan mengelola penghematan anggaran dari Kementerian/Lembaga dan dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemberitaan mengenai Danantara ini menimbulkan banyak respons dari masyarakat, salah satunya khawatir Danantara akan berkahir seperti kasus 1 MDB yang heboh di Malaysia.
Nusron menjelaskan orang-orang yang menyerukan ajakan tersebut tergolong orang stress lantaran bingung menghadapi pondasi pemerintahan sekarang yang kuat. Nusron menyebut pemerintah di era Prabowo Subianto mendapat dukungan parlemen dan rakyat yang kuat. Selain itu, Nusron menilai situasi ekonomi Indonesia saat ini berbeda dengan krisis ekonomi beberapa tahun silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiba-tiba, masa ada negara manusia kok di Indonesia nggak ada krisis ekonomi, nggak ada krisis keuangan, tiba-tiba membuat instruksi dan kampanye menarik duit dari bank. Iya kan? Ini kalau nggak orang stres, dan dalam rangka ini men-delegitimasi pemerintah untuk apa ini? Ini kategorinya, ini mohon maaf kata ya, kalau menurut saya, ini kategorinya sudah subversi ekonomi itu. Bukan subversi politik, tapi subversi ekonomi. Iya kan? Nggak mungkin dong. Nggak ada momentum apa-apa. Momentum krisis nggak ada. Iya kan? Kalau 98, momentum krisis banyak. Ini momentumnya apa? Nggak ada momentumnya," kata Nusron saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2025).
Menurut Nusron, fundamental makro Indonesia saat ini cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari inflasi yang rendah serta cadangan devisa kuat.
Nusron menegaskan seruan itu merupakan salah satu upaya oknum tertentu yang men-delegitimasi pemerintah. Dengan begitu, kepercayaan publik kepada pemerintah menjadi turun drastis.
"Dia takut ini, kalau negara kuat, ini ada pihak-pihak tertentu mau coba untuk melakukan delegitimasi itu. Nah, ini perlu kita waspadai, nggak boleh. Kan yang diserang tidak hanya sertifikat saja. Ini mohon maaf kata, adalah upaya-upaya dari pihak-pihak tertentu yang stres. Stres menghadapi kuatnya pemerintahan sekarang karena pemerintahan yang kuat sekarang ini, dukungan parlemen kuat, dukungan rakyat kuat, kepuasan publik banyak," tambah Nusron.
Simak Video: Prabowo Luncurkan Danantara 24 Februari, Komisi VI: Kami Mendukung
(rrd/rrd)