Waspada Modus Soceng, CIMB Niaga Edukasi Nasabah Jangan Asal Klik Link

Waspada Modus Soceng, CIMB Niaga Edukasi Nasabah Jangan Asal Klik Link

Kathleen Bong - detikFinance
Selasa, 29 Jul 2025 09:23 WIB
CIMB Niaga
Customer Experience Management and Protection Head PT Bank CIMB Niaga Tbk Mila Widyani/Foto: Dok. CIMB Niaga
Jakarta -

Modus penipuan online makin beragam, salah satunya melalui teknik social engineering (soceng) yang menyasar korban lewat sambungan telepon, WhatsApp, SMS, hingga email. CIMB Niaga mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada, tidak cepat mempercayai pihak yang mengaku dari institusi resmi dan tidak asal klik link demi menghindari pencurian data pribadi.

Customer Experience Management and Protection Head CIMB Niaga, Mila Widyani, menekankan pentingnya waspada terhadap modus kejahatan digital ini. Menurutnya, social engineering adalah upaya manipulasi psikologis yang dilakukan oleh pelaku kejahatan untuk mencuri informasi pribadi seperti OTP, PIN, password, dan informasi sensitif lainnya.

"Di era digital ini, kejahatan digital semakin canggih. Metode yang digunakan fraudster (penipu) kian advance. Social engineering ini adalah bentuk kejahatan atau penipuan dengan cara memanipulasi masyarakat atau individual untuk memberikan data-data pribadi yang bersifat rahasia seperti OTP, PIN, dan password," ungkap Mila kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun menjelaskan berbeda dari asumsi umum, pelaku kejahatan social engineering tidak hanya menyasar kelompok lansia yang memiliki keterbatasan pemahaman teknologi. Faktanya, pelaku menyasar seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang usia. Momen-momen sibuk seperti libur panjang, hari raya, atau tahun baru kerap dimanfaatkan fraudster karena tingkat kewaspadaan masyarakat cenderung menurun.

ADVERTISEMENT

"Fraudster memang menargetkan masyarakat ketika sedang lengah terhadap hal-hal detail. Diharapkan karena kewaspadaan masyarakat sedang turun, mereka bisa mengelabui korban," jelasnya.

Pada umumnya, fraudster menelpon atau mengirimkan pesan lewat SMS, WhatsApp, maupun email yang mengatasnamakan bank. Fraudster ini seringkali menggunakan akun yang menampilkan profil atau logo bank, serta bahasa yang seolah-olah resmi, sehingga tampak meyakinkan.

"Biasanya, modusnya berupa iming-iming tertentu. Misalnya, yang pernah terjadi di dunia perbankan, ada notifikasi perubahan tarif yang perlu nasabah setujui dengan klik link. Ketika link itu dibuka, nasabah diminta untuk memberikan data-data pribadi," ujarnya.

CIMB Niaga Foto: Dok. Istimewa

Selain itu, penipuan SMS, WhatsApp atau email juga bisa menyisipkan link yang ketika diklik akan secara otomatis mengunduh aplikasi berisi virus yang dapat mencuri kredensial atau informasi pribadi yang tersimpan di ponsel korban. Mila mengingatkan pentingnya selalu melakukan verifikasi keaslian akun, pesan atau link yang diterima, dengan menghubungi Layanan CIMB Niaga 14041, kantor cabang terdekat ataupun melalui informasi yang tersedia di Website resmi CIMB Niaga.

"Pelaku kini bisa memalsukan tampilan akun WhatsApp dengan logo dan gaya komunikasi yang sangat mirip dengan instansi resmi. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenali ciri akun asli yang memiliki centang hijau, mengetahui informasi kontak resmi yang tercantum di website, dan selalu verifikasi informasi melalui channel resmi jika ragu," tambahnya.

Adapun jenis social engineering yang sering ditemui saat ini adalah:

  • Phishing: Email berisi link palsu yang meminta data pribadi korban.
  • Vishing: Telepon dari pihak yang mengaku dari institusi tertentu untuk meminta verifikasi data seperti OTP, PIN, atau password.
  • Smishing: SMS dengan tautan berbahaya berkedok undangan atau hadiah.
  • Fake account: Akun media sosial palsu yang meniru akun resmi bank.

Oleh sebab itu, Mila mengimbau pengguna agar tidak memberikan data pribadi pada siapapun, termasuk pihak yang mengatasnamakan bank, karena bank tidak pernah meminta OTP, PIN, atau password melalui telepon, email, atau link. Pengguna juga sebaiknya melakukan double-check tautan atau QR code yang diterima. Bila mencurigakan, jangan di klik atau scan.

Pengguna juga diimbau untuk memperhatikan profil akun fraudster: perhatikan bila ada logo yang miring, desain yang tidak konsisten, atau bahasa yang janggal karena hal ini bisa menjadi indikasi akun palsu.

Mila menegaskan bahwa CIMB Niaga juga selalu terbuka untuk membantu nasabah. Nasabah bisa memeriksa ulang link atau akun yang mengaku dari CIMB Niaga.

"Kami selalu terbuka untuk masyarakat dan nasabah. Channel mana pun bisa dihubungi dan bisa bertanya apakah link tersebut valid dari CIMB Niaga," tegasnya.

Bagi nasabah yang sudah terlanjur mengalami pencurian data atau sudah terimplikasi secara finansial, Mila menyarankan untuk segera melaporkan kasusnya ke polisi. Meskipun begitu, CIMB Niaga senantiasa berkomitmen untuk membantu nasabah yang terlanjur terdampak.

"Apabila nasabah sudah terdampak, segera lapor ke polisi. Tapi, bisa informasikan ke kami juga supaya kami bisa guide langkah-langkah apa yang harus dilakukan," ujarnya.

CIMB Niaga tidak hanya mengandalkan sistem keamanan digital, tetapi juga mengedepankan literasi digital sebagai lapisan pertahanan utama. Edukasi diberikan secara konsisten lewat berbagai saluran, mulai dari media sosial, website, hingga melalui pesan notifikasi transaksi. Bahkan, dalam setiap pernyataan rekening bulanan pun disisipkan pesan edukatif.

"Selama nasabah bisa menjaga data pribadinya dan tidak asal klik link, mereka seharusnya bisa terlindung dari ancaman kejahatan digital," tegas Mila.

CIMB Niaga secara aktif berkolaborasi dengan regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), serta bank-bank lain untuk memantau tren kejahatan digital terbaru dan memberikan edukasi serta cara pencegahan terkini kepada masyarakat.

Tonton juga video "Terlalu! Analis Kredit Bank Jambi Bobol Rekening Nasabah Rp 7,1 M" di sini:

(akn/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads