Tren menyimpan uang di saham, e-wallet atau aset lainnya dipilih sebagian orang ketimbang menabung di bank. Menurut Chief Economist Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Muhammad Rifqi, hal itu merupakan pilihan setiap orang dengan catatan harus paham dengan segala risikonya.
Misalnya, bagi yang ingin berinvestasi di saham dan kripto maka harus tahu dengan produk apa yang dibeli. Rifqi menyebut jangan sampai investasi tersebut dilakukan atas dasar fomo saja.
"Memang di tengah segala peluang untuk cuan, ada yang di kripto, ada yang di saham, segala macam, basically silakan saja. Cuman make sure kalian tau risiko-risikonya. Jadi jangan asal fomo aja, kalian harus paham apa yang kalian beli, apa yang kalian invest," ujar Rifqi dalam LPS Financial Festival 2025, Rabu (6/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan itu, Rifqi juga menyebut menyimpan uang di bank cukup penting bagi perekonomian. Menurutnya bank berperan sebagai penengah dalam sistem perekonomian.
"Terkait simpanan, kalian menyimpan di bank sangat berpengaruh dalam sistem keuangan kita. Karena mungkin yang belajar ekonomi akan tahu, bank punya sistem penengah dalam sistem ekonomi," sebut dia.
Ia melanjutkan, orang yang mempunyai uang berlebih dan menyimpannya di bank, maka uang tersebut akan diputarkan lagi untuk menggairahkan ekonomi. Misalnya disalurkan dalam bentuk kredit untuk kegiatan usaha hingga untuk kebutuhan konsumsi.
"Dari yang kelebihan uang, mungkin teman-teman ada kelebihan uang, kemudian uangnya akan didistribusikan oleh bank kepada ekonomi dalam bentuk kredit. Ada yang buat pengusaha, ada yang buat konsumsi, segala macam," tuturnya.
"Jadi peran bank untuk menjalankan, sebagai pelumas sistem ekonomi. Jadi kalau pelumas aman, pelumas cukup, InsyaAllah jalan," tutupnya.
Simak juga Video: Cara Realistis Menabung Meski Gaji Pas-pasan!