Survei Membuktikan Minat Warga RI buat Menabung Turun, Ada Apa?

Survei Membuktikan Minat Warga RI buat Menabung Turun, Ada Apa?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 10 Agu 2025 19:00 WIB
Ilustrasi hemat atau menabung
Ilustrasi menabung - Foto: Freepik/jcomp
Jakarta -

Minat masyarakat Indonesia untuk menabung turun, hal ini tercermin dalam Indeks Menabung Konsumen (IMK) yang dikeluarkan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) pada bulan Juli 2025. IMK tercatat berada di level 82,2 poin, melemah tipis sebesar 1,6 poin dari posisi bulan sebelumnya.

Komponen Indeks Waktu Menabung (IWM) juga turun sebesar 4,7 poin pada periode yang sama ke level 90,5. Sementara itu, komponen Indeks Intensitas Menabung (IIM) tercatat naik sebesar 1,4 poin ke level 73,8.

LPS menilai niat menabung konsumen di Indonesia memang melandai. Menurut Direktur Group Riset LPS Seto Wardono hal ini terjadi karena meningkatnya pengeluaran rumah tangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perkembangan ini mencerminkan intensitas dan niat menabung konsumen yang melandai. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan pada awal tahun ajaran baru, di tengah pemberian stimulus ekonomi dalam jangka pendek," jelas Seto melalui keterangan tertulisnya, Minggu (10/8/2025).

ADVERTISEMENT

Terkait dengan komponen IIM, porsi responden yang menyatakan tidak pernah menabung menurun dari 26,7% pada Juni 2025 menjadi 24,9% di bulan Juli 2025. Di periode yang sama, porsi responden yang menilai bahwa jumlah yang ditabung lebih kecil dari yang direncanakan mengalami penurunan dari 52,5% menjadi 50%.

Mengenai komponen IWM, persentase responden yang menilai bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung tercatat sedikit menurun menjadi 26,4% pada Juli 2025, dari 28,9% pada Juni 2025. Di samping itu, persentase responden yang menyatakan bahwa tiga bulan mendatang merupakan waktu yang tepat untuk menabung pun tercatat menurun, yaitu menjadi 38,6% dari 42,6% pada periode yang sama.

Kemudian, pergerakan IMK pada sebagian kelompok pendapatan rumah tangga (RT) tercatat menguat di bulan Juli 2025. Peningkatan terbesar IMK terlihat pada kelompok RT berpendapatan hingga Rp1,5 juta/bulan (naik 9,1 poin MoM) dan RT berpendapatan di atas Rp1,5 juta-Rp3 juta/bulan (naik 3,1 poin).

Lebih jauh, IMK kelompok RT dengan pendapatan di atas Rp7 juta/bulan masih konsisten berada di atas level 100 meski terkontraksi 8,8 poin. Khusus kelompok RT dengan pendapatan di atas Rp3 juta-Rp7 juta, IMK tercatat melemah 3,2 poin.

Hasil Survei Konsumen dan Perekonomian LPS terkini pada bulan Juli 2025 tercatat Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) menurun 2,5 poin MoM ke level 96,9. Perkembangan ini menunjukkan persepsi konsumen yang menurun, terutama penilaian terhadap kondisi ekonomi lokal dan lapangan kerja saat ini. Meskipun demikian, persepsi positif konsumen terhadap prospek ekonomi dan pendapatannya pada masa mendatang tetap terjaga.

Pada Juli 2025, Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) maupun Indeks Ekspektasi (IE) juga tercatat menurun masing-masing sebesar 3,3 poin dan 1,9 poin. Meski terjadi kontraksi, IE masih berada di atas nilai 100 yang menunjukkan bahwa optimisme terhadap prospek ekonomi ke depan masih solid.

Selain karena antara lain kenaikan harga sembako dan serapan lapangan kerja yang melandai, penurunan IKK juga dipengaruhi faktor lain seperti harga pupuk yang relatif masih tinggi. Memasuki akhir musim panen, anomali iklim yang melanda sejumlah wilayah, berpengaruh pada hasil produksi panen, khususnya tanaman pangan. Untuk petani padi, kondisi saat ini bisa membantu karena pasokan air irigasi tetap tersedia. Tetapi untuk tanaman holtikutura, kelembaban yang tinggi bisa menjadi masalah, oleh sebab tanaman holtikultura sangat sensitif terhadap kelembaban berlebih.

(hal/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads