RI Simpan Kekuatan Ini buat Jaga Ekonomi, Tak Goyah Meski AS Runtuh

RI Simpan Kekuatan Ini buat Jaga Ekonomi, Tak Goyah Meski AS Runtuh

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 20 Agu 2025 16:53 WIB
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa di LPS Financial Festival 2025 Medan
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa/Foto: CNBC Indonesia
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi 2026 mencapai 5,4%. Menurut Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, angka itu cukup realistis meski dianggap ambisius oleh sebagian orang.

Purbaya menjelaskan, selama mesin fiskal dan moneter dijalankan dengan baik, target tersebut sangat mungkin dicapai. Apalagi, Indonesia memiliki kekuatan ekonomi domestik cukup kuat sebagai motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi.

"Bagi sebagian orang angka ini cukup tinggi dan ambisius, namun sebenarnya angka ini cukup realistis untuk bisa dicapai kalau kita jalankan mesin fisikal dan mesin moneter dan kita jalankan tadi strategi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi domestik," katanya dalam LPS Financial Festival 2025 diMedan, Sumatera Utara, Rabu (20/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekonomi RI Ditopang Konsumsi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang 62% oleh konsumsi domestik dan 27% investasi. Artinya, jika ekonomi dalam negeri dijaga maka Indonesia tak perlu khawatir dengan faktor eksternal lainnya.

"Konsumsi 62% ditambah 27% investasi, itu hampir 90% jadi kalau domestic demand-nya dihidupkan, kita nggak usah takut Amerika runtuh, sabodo amat, 90% mesin kita mesinnya dalam sendiri tapi Amerika juga nggak runtuh Amerika juga cukup pintar sekarang mereka pertumbuhannya 3%," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Kekuatan di dalam negeri menjadi modal besar bangsa Indonesia untuk mempertahankan perekonomian. Hal ini harus dikelola dengan baik, misalnya dengan memperkuat daya beli masyarakat dan meningkatkan investasi dalam negeri.

"Maka sekalipun dunia diwarnai ketidakpastian ekonomi, Indonesia akan tetap mampu tumbuh kuat, tangguh dan mandiri," sebut Purbaya.

Nah, untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional perlu juga dukungan pemerintah daerah. Menurutnya, semua pergerakan ekonomi berawal dari tingkat paling bawah, yaitu sawah, pasar, pelabuhan, sentra UMKM, hingga inovasi-inovasi yang dilakukan anak muda.

Potensi Sumatera

Sumatera memiliki potensi besar dari hasil perkebunan seperti kelapa sawit, karet, dan kopi. Ditambah lagi potensi besar sektor pariwisata seperti Danau Toba yang sudah dikenal dunia.

Jika potensi ini digerakkan dengan strategi yang tepat, kata Purbaya, maka bukan hanya Sumatera Utara yang akan merasakan manfaatnya tapi juga perekonomian nasional secara keseluruhan.

"Namun potensi besar ini tidak akan memberikan manfaat maksimal jika masyarakat belum memiliki keterampilan dan pemahaman yang memadai dalam mengelola keuangan. Jadi kalau untuk kita-kita sih yang penting kita bisa mengatur uang jadi kaya secepatnya. Inilah kenapa literasi dan inklusi keuangan menjadi sangat penting," bebernya.

"Literasi keuangan bukan hanya sekedar kemampuan menghitung uang tapi juga mencakup pemahaman bagaimana memanfaatkan layanan keuangan untuk mengembangkan usaha menabung dan investasi dengan bijak serta melindungi aset yang dimiliki," tutup Purbaya.

Tonton juga video "Bobby Nasution Kejar Investasi Rp 100 T demi Ekonomi Tumbuh 8%" di sini:

(ily/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads