Jurus LPS Geber Literasi Keuangan ke Anak Muda

Jurus LPS Geber Literasi Keuangan ke Anak Muda

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 20 Agu 2025 20:30 WIB
Daftar Isi
Jakarta -

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar LPS Financial Festival di dua kota, yakni Surabaya dan Medan. Kegiatan ini bertujuan mendorong peningkatan literasi keuangan ke anak muda di daerah.

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa LPS Financial Festival peningkatan literasi keuangan sebagai gerakan bersama yang dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya di pusat kota tetapi juga di berbagai daerah. LPS Financial digelar di Surabaya pada 6-7 Agustus 2025 dan di Medan pada 20-21 Agustus. LPS Financial Festival kali ini sekaligus merayakan 80 tahun HUT Kemerdekaan Indonesia dan peringatan 20 tahun LPS.

"Acara ini dikemas dengan memadukan edukasi dan hiburan seru, agar literasi keuangan bisa dipelajari dengan cara yang ringan, menyenangkan, dan dekat dengan keseharian masyarakat. Selain itu, penyelenggaraan festival ini juga merupakan upaya kami untuk memperluas jangkauan komunikasi LPS. Kami ingin memastikan bahwa masyarakat semakin mengenal LPS, memahami peran kami dalam menjaga simpanan dan stabilitas sistem keuangan," ujarnya, Rabu (20/8/2025)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan itu, di hadapan masyarakat yang sebagian besar generasi muda tersebut, Purbaya juga kembali menyerukan optimismenya terhadap ekonomi nasional. Dia optimistis target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah 5,4% pada 2026 dapat tercapai.

"Pemerintah telah menetapkan, target pertumbuhan ekonomi pada RAPBN 2026 adalah sebesar 5,4%. Bagi sebagian orang angka ini cukup tinggi dan ambisius, namun sebenarnya angka ini cukup realistis untuk bisa dicapai," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, mengapa ini realistis untuk dicapai? karena fondasi ekonomi Indonesia sebenarnya relatif kuat. Indonesia memiliki domestic demand yang besar, yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Per kuartal II 2025 yang lalu, konsumsi swasta dan pemerintah menyumbang 62,53% terhadap PDB, sementara investasi menyumbang 27,83%. Apabila ditotal, maka domestic demand kita menyumbang lebih dari 90% dari PDB Indonesia.

"Untuk bisa tumbuh tinggi, kuncinya adalah fokus pada diri kita sendiri dengan memperkuat daya beli masyarakat, meningkatkan investasi di dalam negeri, dan mendorong produktivitas sektor riil. Kalau kita konsisten memanfaatkan potensi ini, maka sekalipun dunia diwarnai ketidakpastian, ekonomi Indonesia akan tetap mampu tumbuh kuat, tangguh, dan mandiri," tambahnya.

Sumitronomics

Kemudian, dia juga mengungkapkan mengenai legacy dari begawan ekonomi Indonesia, Profesor Sumitro Djojohadikusumo dengan konsepnya yang dikenal dengan Sumitronomics. Menurutnya, Sumitronomics masih sangat relevan untuk diimplementasikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan yang berkesinambungan.

Purbaya mengungkapkan bahwa pengetahuan dan keilmuan Prof Sumitro amat dalam, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial dan politik, serta pemerataan perekonomian.

"Salah satu pemikirannya yang juga sangat relevan untuk diterapkan adalah keseimbangan pembangunan antara mesin fiskal dan swasta, beliau juga menekankan pentingnya menjaga likuiditas di sistem perbankan agar tidak sampai kering. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Prof. Soemitro merupakan seorang penganut paham monetaris juga," terang Purbaya.

Alasan Medan dipilih oleh LPS sebagai kota penyelenggara LPS Financial Fest kali ini karena merupakan salah satu pusat perekonomian terbesar di luar Pulau Jawa, sekaligus salah satu pintu gerbang ekonomi di kawasan barat Indonesia.

"Dengan potensi ekonomi yang demikian besar, kami pikir, masyarakatnya, termasuk generasi mudanya, juga harus dibekali dengan literasi keuangan yang baik. Dengan literasi keuangan yang lebih baik, masyarakat akan lebih siap memanfaatkan peluang yang dapat memperkuat daya saing ekonomi daerah," jelasnya.

Perlu diketahui, untuk pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Utara, utamanya untuk aspek konsumsi rumah tangga dan ekspor, menunjukkan kinerja yang relatif lebih kuat dibandingkan nasional. Provinsi ini kaya dengan hasil perkebunan seperti kelapa sawit, karet, dan kopi. Ditambah lagi potensi besar sektor pariwisata seperti Danau Toba yang sudah dikenal dunia. Jika potensi ini digerakkan dengan strategi yang tepat, maka bukan hanya Sumatera Utara yang akan merasakan manfaatnya, tetapi juga perekonomian nasional secara keseluruhan.

"Namun, potensi besar ini tidak akan memberikan manfaat maksimal jika masyarakat belum memiliki keterampilan dan pemahaman yang memadai dalam mengelola keuangan. Inilah mengapa literasi dan inklusi keuangan menjadi sangat penting," tuturnya.

Pada LPS Financial Festival di Medan, turut dihadiri oleh mantan Menteri Pendidikan Nasional 2009-2014, M. Nuh, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, pendiri CT Corp Chairul Tanjung. Selain itu juga ada sesi kelas kelas LPS Financial Festival yang akan diisi oleh Herjunot Ali bersama Raline, serta kelas bersama pakar trading Michael Yeoh. LPS Financial Festival ini juga akan dimeriahkan oleh penampilan Agak Laen, RAN, Wali dan Judika.

(rea/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads