Ingin Bisnis Sukses? Lakukan Perencanaan Matang hingga Manajemen Risiko

Ingin Bisnis Sukses? Lakukan Perencanaan Matang hingga Manajemen Risiko

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 21 Agu 2025 15:22 WIB
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Melati Sarnita
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Melati Sarnita - Foto: Dok. Transmedia
Jakarta -

Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Melati Sarnita bagi-bagi tips untuk anak muda yang memulai bisnis. Tips utama yang menurutnya ampuh adalah membuat perencanaan awal yang matang, termasuk manajemen risikonya.

"Tapi kalau kita bikin bisnis planning dari awal, kita bikin resiko manajemennya, kita tahu kalau ada masalah misalnya hari ini nggak laku, itu barang mau diapain? Nah kita udah hitung tuh faktor risikonya berapa," kata dia acara LPS Financial Festival 2025 Hari Kedua di Medan, Kamis (21/8/2025).

Menurutnya, banyak cara untuk meminimalisir kerugian dari bisnis yang dijalankan. "Jadi saya contohkan mungkin kayak orang jualan nasi padang ya, hari ini ayam goreng nggak laku, besok dijadikan ayam gulai, besok nggak laku lagi jadi ayam kalio, terakhir jadi ayam rendang. Hal kayak gitu mungkin itu sebenarnya risk mitigation yang kita nggak aware," terangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melati menilai, dengan meminimalisir kerugian tidak menjamin keuntungan akan meningkat. Tetapi setidaknya potensi kerugian telah diantisipasi.

ADVERTISEMENT

"Tapi kalau misalnya bisnis planningnya dibikin lebih baik, saya rasa hal-hal kayak gitu bisa memastikan possibility keuntungannya jadi tinggi. Kita gak bisa bilang pasti untung, karena usaha itu ada juga potensi rugi. Tapi yang kita hilangkan adalah potensi-potensi kerugian tadi, yang kita hilangkan dengan bisnis planning yang baik," ungkapnya.

Kemudian, untuk memulai bisnis harus ditentukan siapa sasaran konsumennya. Ia mencontohkan, jangan sampai memulai bisnis yang sedang viral, tetapi tidak tahu sasaran pasarnya.

"Misalnya kalau kita memilih yang viral. Pasti pertanyaan pertamanya, walaupun dia viral, tapi belum tentu orang belanja barang kita. Harus kita define dulu siapa yang akan beli.
Kemudian harga, harga yang bisa diterima oleh pembeli. Karena itu menentukan area market yang mana kita mau jualan.
Apakah area medium ke bawah, atau dia medium ke atas," terangnya.

Dia juga mengingatkan, dalam memulai bisnis juga harus memperhitungkan apapun yang menjadi biaya produksi, termasuk jika sewa toko.

"Kira-kira berapa biaya yang lain-lain selain produk. Misalnya apakah dia menyewa toko, atau dia bikin di rumah. Karena itu beda sekali biayanya. Kalau bilang nyewa toko, dia harusnya 1 tahun. Biaya yang dikeluarkan dari awal itu sangat besar," ujar dia.

Tonton juga video "Kisah Bisnis Fotokopi CT di Kampus UI" di sini:

(ada/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads