Awas, Jumlah Kartu Kredit Palsu Bisa Bertambah

Awas, Jumlah Kartu Kredit Palsu Bisa Bertambah

- detikFinance
Kamis, 28 Feb 2008 16:40 WIB
Jakarta - Pelaku penyadapan kartu kredit berhasil menyadap sekitar 2,2 juta data kartu kredit. Dari 2,2 juta data itu yang baru dijadikan kartu kredit palsu sebanyak 9.000 buah.

Tidak menutup kemungkinan karena banyaknya data yang disadap, jumlahnya akan bertambah dari 9.000 kartu kredit palsu.

"Kemungkinan jumlah ini akan bertambah," ujar Board of Executive Asosiasi Kartu Kredit Indonesia Budy Setiawan dalam jumpa pers di Gedung Bank Indonesia (BI) Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (28/2/2008).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budy mengakui dari 21 penerbit kartu kredit anggota AKKI, semuanya menjadi korban penyadapan sindikat asal Malaysia itu.

"Mengenai kerugian yang ditransaksikan kita belum tahu karena masih dihitung," ujarnya.

Dari 9.000 kartu kredit yang telah dipalsukan menggunakan data-data yang disadap dari penerbit kartu kredit lokal.

Budi menjelaskan, bagaimana penyadapan itu bisa terjadi. Seluruh penyadapan data ini diperoleh pelaku penipuan dari data yang diambil dari alat pembaca kartu atau EDC (Electronic Data Captured).

Ketika kartu magnet digesek ke EDC, data masuk ke komputer dan data yang berisi nama pengguna kartu itu tidak disamarkan lagi alias data telanjang, dan data inilah yang dipalsukan.

"Kebetulan pengelola EDC itu kebanyakan adalah outsourcing yang dipakai perbankan. Jadi rentan terhadap penyadapan kartu," ujarnya.

Oleh karena itu salah satu jalan keluarnya adalah bank-bank penerbit kartu kredit harus segera dan cepat mengganti kartunya dari kartu magnetik ke kartu chip.

Kalau memakai kartu chip data yang dibaca alat EDC itu bisa disamarkan menjadi kode rahasia. Jadi dengan demikian ada kunci-kunci yang harus ditembus, tidak telanjang seperti kartu magnetik.

Budi mengatakan hal ini terbukti ampuh, Malaysia sudah menggunakan kartu dengan teknologi chip ini dan penipuan atau fraud di bidang kartu kredit bahkan diklaim sebesar 0 persen.
(ddn/ir)

Hide Ads