- Biaya Pembuatan Keramba 3 Lubang (Rp. 6.500.000)dapat bertahan 2 periode tanpa perbaikan
- Biaya Benih Ikan (1.500 ekor) dan Pakan selama 1 periode panen (Rp.9.600.000)
- Dengan tingkat kematian sebesar 40% dan berat saat panen rata-rata 500gr dengan harga jual Rp.50.000-Rp55.000/kg sehingga diperikrakan harga jual.
- Sistem bagi hasil dengan pekerja.
Yang ingin saya tanyakan layak kah usaha ini dilanjutkan dengan perhitungan tersebut?
Terima kasih atas saran dan perhatian bapak.
Β
Jawaban :
Bapak/Ibu yang terhormat, kami mencoba untuk mengolah informasi yang didapatkan dengan tambahan asumsi sebagai berikut :
- Tidak ada biaya sewa lokasi untuk budidaya ikan kerapu ini
- Keramba yang dibuat bertahan selama 2 periode, sehingga setelah 2 periode keramba tidak dapat dipergunakan lagi dan perlu dibuat yang baru. Sehingga biaya per periode adalah sebesar 50% dari biaya pembuatan keramba 3 lubang
- Harga jual yang dipergunakan adalah sebesar Rp. 52.500 sebagai nilai tengah dari asumsi harga jual yang diantara Rp. 50.000 dan Rp. 55.000.
- Sistem bagi hasil antara pemilik modal dan pekerja adalah 50% : 50%
Dengan menggunakan tambahan asumsi di atas, maka dalam 1 periode diperoleh informasi sebagai berikut :
- Pengeluaran per periode adalah sebesar Rp. 12,85 juta. Yang berasal dari alokasi biaya pembuatan keramba 3 lubang sebesar Rp. 3,25 juta dan biaya benih ikan dan pakan per periode sebesar Rp. 9,6 juta
- Pendapatan per periode sebesar Rp. 11.812.500. Yang didapat dari hasil perkalian: total benih x benih yang bertahan x berat rata-rata per ekor x harga jual x persentase bagi hasil.
- Sehingga didapat defisit sebesar Rp. 1.037.500 per periode
Dari perhitungan di atas, bisnis ini akan menghasilkan defisit sekitar Rp. 1 juta per bulan. Namun demikian ada beberapa hal perlu diperhatikan berikut ini :
- Dengan mengubah perjanjian bagi hasil antara pemilik modal dan pekerja dari 50% : 50% menjadi 60% : 40%, sehingga diperoleh surplus sebesar Rp. 1,325 juta per periode.
- Jika tingkat kematian meningkat menjadi 60% atau rata-rata berat ikan lebih kecil daripada asumsi yang dipergunakan, maka defisit yang akan ditanggung menjadi lebih besar.
- Perlu dipikirkan juga teknologi baru yang bisa diterapkan yang menghasilkan rata-rata berat ikan lebih dari 500 gr per ekor. Hal ini akan meningkatkan pendapatan per periode.
- Demikian pula teknologi baru dalam pembuatan keramba sehingga keramba dapat bertahan lebih dari 2 periode, sehingga alokasi biaya pembuatan keramba akan menjadi lebih kecil.
- Selamat berhitung.
(qom/qom)