Tidak Ada yang Salah Dengan Gaji Anda

Tidak Ada yang Salah Dengan Gaji Anda

Bareyn Mochaddin - detikFinance
Jumat, 28 Okt 2016 06:54 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Apa yang anda alami mungkin sama dengan yang saya alami, setiap bulan biasanya kita mendapatkan salah satu atau beberapa teman yang mengeluhkan tentang kondisi dompet yang mulai menipis. Ada juga beberapa teman yang meminta pinjaman untuk menutupi kebutuhan mereka sampai dengan tanggal gajian. Dengan berbagai keluhan yang disampaikan, semuanya pasti memiliki satu kesamaan, menyalahkan gaji mereka yang kurang untuk mentupi kebutuhan bulanan mereka, betul kan?

Permasalahan tentang gaji yang tidak cukup menjadi keluhan umum di setiap bulan, bila ditulis semua keluhan tentang gaji, pastilah tidak akan cukup untuk ditulis di artikel ini. Namun, pernahkah anda merenungkan, apa sebabnya gaji anda tidak cukup di setiap bulannya? Bila anda mencari pembenaran karena gaji anda kecil atau hanya sebatas UMP sebetulnya itu bukanlah sebuah alasan utama, karena tidak sedikit orang yang berpenghasilan 'dua digit' atau 'tiga digit' tetap merasa gaji bulanan mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bulanan mereka.

Berbicara tentang gaji dan kecukupannya di setiap bulan, pastilah kunci utamanya terletak pada pengelolaan gaji. Apakah Anda telah menganggarkan pengeluaran anda setiap bulan? Apakah Anda telah memisahkan antara kebutuhan dan keinginan dalam anggaran bulanan anda? Apakah anda telah mencoba berbagai hal untuk mengelola gaji anda namun tetap tidak berhasil? Mungkin, jawabannya adalah ketidakmampuan anda dalam mengelola pengeluaran yang sifatnya kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, di mana sih biasanya kesalahan dalam mengelola pengeluaran yang sifatnya kecil tersebut?

Pertama adalah kebiasaan jajan harian. Jajanan sederhana seperti membeli makanan ringan, minuman ringan atau bahkan gorengan memang tidak membutuhkan nominal yang besar, namun untuk pembayarannya biasanya anda mengeluarkan rupiah dengan nominal besar. Pertanyaan selanjutnya, apakah anda sadari kemana uang kembaliannya? Hitunglah dalam 1 hari anda tidak memperdulikan kembalian sebesar Rp 10.000, maka dalam 1 bulan berarti anda tidak memperdulikan sejumlah Rp 300.000.

Kedua, Pemilihan Transportasi. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya, anda akan diberikan berbagai pilihan transportasi umum. Misalnya saja di Jakarta, anda bisa memilih antara KRL, Mikrolet, Metromini, Taksi, Transjakarta, Taksi, Taksi Online dan Ojek Online. Bila biasanya anda berangkat ke kantor menggunakan Kopaja seharga Rp 4.000 lalu anda beralih ke Ojek online untuk jarak yang sama seharga Rp 8.000, sadarkah anda telah mengeluarkan 50% lebih besar untuk budget transportasi bulanan anda?

Ketiga, nongkrong. Setiap hari ketika pulang kantor, kemacetan di Kota Besar menjadi suatu rutinitas yang tidak bisa dihindarkan. Di sisi lain, anda tidak ingin terjebak dengan kemacetan itu dan memilih untuk bersantai sejenak di cafe atau kedai kopi yang baru saja buka di dekat kantor anda. Pilihan ini bisa jadi tepat karena anda bisa mengerjakan pekerjaan yang belum anda selesaikan, namun pilihan ini bisa jadi memberatkan keuangan bulanan anda. Katakanlah harga secangkir kopi di suatu cafe itu Rp 30.000, bila dikali jumlah hari kerja anda, maka 1 bulan anda bisa menghabiskan sebesar Rp 600.000 untuk kopi saja.

Saya yakin masih banyak hal-hal lain yang sifatnya 'kecil' menggerogoti keuangan bulanan anda. Oleh karenannya, ada baiknya mulai saat ini anda mengubah beberapa kebiasaan anda. Bisa dimulai dengan sesederhana menyimpan kembalian setelah jajan atau mengurangi pemakaian ojek online untuk lokasi yang sebenarnya bisa anda tempuh menggunakan moda transportasi lain yang lebih murah. Oh ya, unfollow akun instagram online shop kesayangan anda bisa jadi satu perubahan yang baik untuk anda.

Bukan bermaksud menggurui atau menghakimi, namun bila anda selalu merasa kekurangan uang setiap bulan, sebenarnya tidak ada yang salah dengan gaji anda. Permasalahannya mungkin terletak pada kebiasaan anda, bisa jadi karena anda abai terhadap pengeluaran yang nominalnya tidak terlalu besar dan anda tidak sadar telah mengeluarkannya. Untuk hal ini, kiranya pepatah ini bisa menjadi rujukan anda: 'jangan abai terhadap pengeluaran kecil, karena kapal yang besar pun akan tenggelam karena lubang yang kecil'.

Chao! (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads