Gagal Berwirausaha Bukan Akhir Segalanya

Gagal Berwirausaha Bukan Akhir Segalanya

Aidil Akbar Madjid - detikFinance
Kamis, 03 Agu 2017 06:41 WIB
Foto: Robby Bernardi/detikcom
Jakarta - Punya keinginan untuk berwirausaha? Jangan ragu, lakukan!

Hal yang biasanya menghambat kita untuk memulai berwirausaha adalah modal. Alasan klise. Modal memang merupakan salah satu komponen penting untuk memulai berwirausaha. Kalau kita sudah tahu itu, maka mulailah merencanakan bagaimana mengumpulkan modal tersebut. Alokasikan sebagian dari gaji kita untuk itu. Dan mulailah sesegera mungkin. Tidak usah menunggu kalau sudah MPP (masa persiapan pensiun) atau menunggu dapat rezeki nomplok atau menunggu ada yang memberi pinjaman.

Pengumpulan dana di atas disarankan sejumlah 2-3 kali lipat dari perhitungan investasi awal wirausaha yang akan kita buka. Mengapa begitu?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di saat-saat awal kita mulai berwirausaha sering terjadi omzet belum sebagus yang diperkirakan. Padahal dalam komponen biaya ada yang disebut biaya tetap yang harus kita bayarkan tanpa tergantung besarnya omzet usaha kita. Seperti misalnya gaji karyawan. Keadaan cash flow negatif ini bisa berlangsung 3-6 bulan atau bahkan lebih.

Alasan lain yang menghambat untuk memulai adalah adanya ketakutan akan kegagalan. Tidak perlu takut, karena hasil survei yang pernah dilakukan menyatakan bahwa 90% dari wirausahawan pemula gagal menjalankan usahanya dalam kurun waktu 1 tahun.

Kalau kita gagal dalam percobaan pertama berwirausaha, artinya kita bukan loser karena secara general kita sama dengan banyak orang lainnya. Ingat ada pepatah yang mengatakan 'kegagalan adalah sukses yang tertunda'. Saat kita gagal, pelajari apa penyebab kegagalan itu. Anggaplah kegagalan tersebut sebagai biaya belajar. Bangkit, benahi, dan coba lagi! Banyak dari para usahawan yang kita lihat sukses saat ini pernah mengalami kegagalan dalam berwirausaha.

Hasil penelitian lain menyatakan, rata-rata wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang ke 7. Artinya wirausahawan sukses tersebut rata-rata telah 6 kali mengalami kegagalan. Karakter pantang menyerah terbukti merupakan salah satu karakter yang diperlukan sebagai wirausahawan.

Beberapa hal utama yang menjadi faktor kegagalan dalam berwirausaha (Zimmerer, 1996) adalah:

- Tidak kompeten dalam manajerial

Pengalaman sebagai karyawan dapat membantu meningkatkan kompetensi dalam manajerial.

- Kurang berpengalaman
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Tapi tidak harus kita yang mengalami pengalaman buruk, bukan? Komunitas wirausaha sejenis bisa membagikan pengalaman sebagai pembelajaran untuk kita.

- Kurang dapat mengendalikan keuangan
Seringkali wirausahawan pemula terjebak hanya memperhatikan omzet. Selain omzet banyak hal penting lain yang harus diperhatikan sebagai indikator kesehatan usaha kita, seperti cash flow dan laporan rugi/laba. Cash flow positif bukan berarti laba, dan begitu pula sebaliknya.

- Gagal dalam perencanaan
Realita tidak sesuai impian. Lakukan perencanaan yang detil dan konservatif.

- Lokasi yang kurang memadai
Penentuan lokasi merupakan salah satu dari 5 hal penting dalam usaha.

- Sikap kurang sungguh-sungguh dalam usaha
Fokus dan perhatian yang besar sangat diperlukan terutama pada saat-saat awal dimulainya usaha.

- Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.
Mental dan karakter wirausaha sangatlah berbeda dengan karyawan.

Karena kemungkinan usaha pertama kita gagal, maka sangat disarankan untuk memiliki cadangan dana seperti yang saya kemukakan di atas. Dalam dunia investasi ada idiom yang sangat populer yaitu 'jangan taruh semua telur dalam satu keranjang' (don't put all your eggs in one basket), sehingga apabila investasi kita dalam bentuk wirausaha gagal, masih ada dana yang terselamatkan dan dapat digunakan untuk mencoba lagi berwirausaha dengan segala perbaikan yang diperlukan.

Belajar dan mempelajari kesalahan dari usaha orang lain juga bisa membantu. Atau belajar melalui kelas dan workshop-workshop tentang keuangan dan investasi yang ada. Beberapa di antaranya, untuk di Jakarta anda bisa memakai info ini sebagai rujukan, buka di sini, untuk Bali buka di sini dan di sini, selain itu di Jakarta akan ada kelas Basic FP info di sini untuk CPMM Jakarta di sini, sementara untuk reksa dana Jakarta di sini berbarengan dengan di Yogya, Solo dan Semarang (JogLoSemar / Jawa Tengah) bisa lihat info di sini dan di sini.

Think big, start small, move fast. Artinya kurang lebih: punyalah cita-cita yang besar, mulailah dari yang kecil, dan bergerak cepatlah. Dalam menggapai cita-cita besar kita, kalau memulai dari yang kecil akan meminimalkan sakit apabila gagal, dan kalau tidak bergerak sekarang bisa keduluan dicolong orang lain. Ayo semangat berwirausaha!

Find fun way to manage your fund. (wdl/wdl)

Hide Ads