Tradisi ini rata terjadi pada semua lapisan ekonomi masyarakat, baik yang kaya, berkecukupan maupun pas-pasan, semua ingin memberi angpao, sebagai salah satu bentuk berbagi kebahagiaan.
IKHLAS
Hal pertama dalam memberikan angpao adalah keikhlasan, agar apa yang dikeluarkan bernilai ibadah dan memberi manfaat baik bagi yang menerima maupun yang memberi. Dengan keikhlasan, maka pengeluaran dalam bentuk angpao tersebut akan terasa ringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya adalah membuat daftar, siapa-siapa yang akan diberi angpao. Ada yang hanya memberi pada anak dan ponakan, ada yang sampai anak-anak tetangga atau siapapun yang datang di hari pertama lebaran.
SESUAIKAN DENGAN KONDISI KEUANGAN
Angpao sifatnya bukan kewajiban, sehingga berikan sesuai kemampuan keuangan Anda, jangan memaksa diri.
ADIL
Siapa diberi berapa, lebih baik jika mengedepankan prinsip berkeadilan. Adil sesuai dengan kebutuhan si anak, bukan adil yang sama jumlah. Tentunya keponakan yang SMA memiliki kebutuhan yang berbeda dengan ponakan yang masih SD, sehingga misalnya yang SMA diberi Rp 100 ribu, yang SD Rp 50 ribu. Namun tak ada salahnya juga memberi jumlah yang sama, semua Rp 100 ribu.
DIAMPLOP DAN SELIPKAN TIPS MENGELOLA UANG
Masukkan dalam amplop dan beri nama angpao untuk masing-masing anak, agar tidak tertukar, jika jumlahnya beda.
Karena tidak semua anak memahami bagaimana mengelola keuangan alias uang saku lebaran mereka, dan seringkali merasa itu boleh dibelanjain semua, alangkah baiknya Anda sertakan tips membagi penggunaan uang angpao tersebut untuk apa saja.
MEMBERIKAN ANGPAO DENGAN KREATIF
Tak sedikit generasi milenial saat ini tidak memahami, jangankan memahami, mengetahui leluhurnya saja tidak, nama nenek, kakeknya saja kadang tidak tahu. Nah momen pemberian angpao bisa digunakan untuk ajang mengenang serta memberi tahu anak, ponakan siapa leluhur mereka, setidaknya nama.
Kuis bisa berupa pertanyaan,"Siapa nama kakek?yang bisa unjuk jari,"dan seterusnya. Atau bisa juga dengan metode lain disesuaikan dengan kondisi keluarga besar masing-masing. Selain untuk menambah keceriaan lebaran juga dapat mengasah kecerdasan.
Simpel dan mudah bukan? Hal-hal seperti ini bisa dengan mudah anda pelajari di seminar, kelas ataupun workshop mengelola gaji dan keuangan bulanan, serta investasi yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia http://ow.ly/NbPy30gC3Dy atau tim AAM & Associates http://ow.ly/pxId30gC3BB .
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan info http://bit.ly/PM0618 dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana, info http://bit.ly/WRD0618. Selain itu karena banyak orang merasa salah beli asuransi maka kita adakan juga workshop tentang asuransi info http://bit.ly/ASJI0718 dan akan ada workshop cara berkomunikasi dan menjual dengan baik, info http://bit.ly/NLP0718 .
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning, kelas baru di bulan Agustus dan workshop Intermediate Financial Planning di Pertengahan Juli. Cek infonya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com
Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik t.me/seputarkeuangan .
Nah, selanjutnya, bagaimana pembagian penggunaan uang saku lebaran tersebut? Bolehkah dihabiskan sekaligus? Atau kah harus ada yang disimpan? Di artikel berikutnya akan dibahas tips mengelola uang saku lebaran. (dna/dna)