Membayar Minimum
Bagi pengguna kartu kredit, pasti tidak asing dengan istilah minimum payment. Inilah salah satu pemicu kesalahan yang ditawarkan penerbit kartu kredit, yaitu memperbolehkan nasabah cukup membayar minimum saja. Padahal yang namanya utang harus dibayar lunas kan? Kenapa juga diperbolehkan cukup membayar minimum saja yang umumnya senilai 10% dari total tagihan.
Dengan adanya minimum ini, membuat nasabah terlena dan menjadi terbiasa dengan membayar 10% dari total tagihan, dan nasabah pun tidak sadar ada bunga berbunga yang terus menggulung. Bila kondisi ini terus berjalan, seseorang akan sulit untuk melunasi tagihan yang semestinya karena sudah terakumulasi dengan bunga yang besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai contoh, Kebiasaan untuk berbelanja tanpa adanya disiplin yang kuat dari diri sendiri membuat seseorang terjebak dalam pola belanja terus menerus. Obsesi berbelanja itu bukan timbul karena mereka membutuhkan benda-benda yang mereka beli, melainkan karena ingin dihargai dan diakui.
Inilah suatu penyimpangan kebiasaan. Ada pergeseran kebiasaan yang tidak produktif, yaitu membangun kebiasaan yang tidak ada gunanya, hanya supaya dikagumi orang. Jika digali lebih jauh, bisa jadi ada unsur tidak percaya diri yang menjadi faktor penyebab terjadinya perilaku tersebut. Dan bila ini dibiarkan terus menerus, sudah pasti utang anda akan meningkat drastis.
Bisa kita bayangkan, ketika dalam kondisi keuangan yang normal saja, anda sudah terbiasa dengan membayar minimum, lalu bagaimana bila dalam kondisi keuangan yang sudah tidak baik alias sudah punya utang sana sini, tentu akan terus minimum payment dan tagihan kartu kredit ini tidak akan lunas.
Maka bila anda saat ini masih terbiasa membayar minimum, segera Hentikan, dan bayar lunas tagihan tersebut.
Gali Lubang Tutup Lubang
Ada yang tidak familiar dengan istilah ini 'gali lubang tutup lubang'? saya rasa hampir setiap kita tentu paham maksud ini. Pinjam B untuk bayar utang A, pinjam C untuk bayar utang B, dan begitu seterusnya sampai tidak tahu kapan selesainya.
Yang paling sering saya jumpai adalah seseorang yang sudah punya utang kartu kredit, mengambil pinjaman KTA untuk membayar kartu kredit tersebut. Apakah akhirnya beres? Tidak juga, malah menjadi masalah baru. Cara seperti ini tentu tidak akan menyelesaikan masalah, tapi malah muncul masalah baru. Bila kondisi sudah seperti ini, tentu sudah menjadi peringatan keras bahwa utang kita tidak sehat.
Kemungkinan besar, biaya hidup anda akan bergantung dari utang seperti ini terus. Anda akan sangat tergantung dengan kartu kredit/ KTA untuk menyambung hidup. Hal ini karena penghasilan anda sudah terfokus untuk membayar cicilan utang, sehingga biaya hidup anda harus bersumber dari pinjaman baru dan pinjaman lainnya.
Kondisi seperti ini tentu sudah dapat dipastikan bahwa tabungan pun tidak ada sama sekali. Wong gimana mau nabung, hidup saja sudah dari utang kan, buat kebutuhan hidup sehari-hari saja sudah miris apalagi nabung. Dan kita tidak pernah tahu kondisi ke depan seperti apa, misalkan diri kita sendiri yang sakit atau anak kita yang sakit, darimana untuk biayanya bila tidak ada tabungan? Apakah berharap pada BPJS kesehatan?
Tabungan, investasi dan utang harus dikelola dengan baik dan benar. Seni mengelolanya dikenal dengan ilmu Perencanaan Keuangan. Itulah sebabnya sangat direkomendasikan anda untuk mengambil kelas dan workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan info http://bit.ly/PM0618 dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana, info http://bit.ly/WRD0618.
Selain itu karena banyak orang merasa salah beli asuransi maka kita adakan juga workshop tentang asuransi info http://bit.ly/ASJI0718 dan akan ada workshop cara berkomunikasi dan menjual dengan baik, info http://bit.ly/NLP0718.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning, kelas baru dibulan Agustus dan workshop Intermediate Financial Planning di Pertengahan Juli.
Cek infonya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik t.me/seputarkeuangan.
Sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya kita berpikir panjang ketika memutuskan untuk mengambil utang. Sudah sejak awal kita memiliki perencanaan keuangan yang baik agar terhindar dari kondisi yang miris seperti itu. Maka mari kita berbenah diri dan keuangan agar memiliki keuangan yang lebih baik lagi dan terhindar serta bisa menyelesaikan masalah utang tersebut.
Happy Planning. (dna/dna)