Kesalahan-kesalahan Dalam Merencanakan Dana Pendidikan (2)

Kesalahan-kesalahan Dalam Merencanakan Dana Pendidikan (2)

Ila Abdulrahman - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Jumat, 06 Jul 2018 06:58 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pada artikel bagian pertama sudah dibahas ada 2 kesalahan yang paling sering dilakukan orang ketika merencanakan Dana Pendidikan untuk anak mereka.

Yang pertama adalah tidak merencanakan Dana Pendidikan sama sekali dan yang kedua adalah terlambat merencanakan. Padahal seperti yang kita ketahui Dana Pendidikan ke depannya akan menjadi sangat mahal sekali.

Dalam artikel kali ini akan dibahas tambahan kesalahan apa lagi yang sering anda lakukan dalam merencanakan Dana Pendidikan anak anda?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENGABAIKAN KENAIKAN BAYA PENDIDIKAN
Kesalahan ketiga orang tua dalam menyiapkan dana pendidikan adalah tidak memperhatikan faktor kenaikan, sehingga mengalokasikan tabungan investasi pendidikan dengan angka yang asal.

Hal ini terjadi karena para orang tua kesulitan melakukan perhitungan angka investasi yang harus dilakukan dengan inflasi pendidikan. Belum lagi jika inflasi di setiap jenjang sekolah yang dituju berbeda-beda, maka membutuhkan perhitungan yang kompleks.

Apalagi jika berencana menyekolahkan buah hati di luar negeri. Dalam hal ini sebenarnya para orang tua dapat menggunakanjasa seorang perencana keuangan untuk membantu.

Untuk diketahui bahwa kenaikan atau inflasi biaya pendidikan di Indonesia berkisar antara 10-20% (BPS).

MENGABAIKAN JANGKA WAKTU DAN PROFIL RISIKO
Kesalahan keempat adalah mengabaikan faktor jangka waktu investasi maupun profil risiko, sehingga investasi ditempatkan padaa satu instrumen yang sama. Akibatnya, ketika jatuh tempo pembayaran, dana investasi yang tersedia di bawah jumlah minimal yang dibutuhkan.

Misalkan jika anak Anda saat ini masih berusia 0 tahun, maka setidaknya ada 5 tahapan waktu yang harus diperhatikan:
1. Masuk Pra Sekolah ( Play Group dan TK) sekitar 3 tahun dari sekarang. Menggunakan strategi investasi tujuan jangka pendek atau menengah.
2. Masuk SD sekitar 6 tahun dari sekarang. Menggunakan strategi investasi tujuan jangka menengah atau panjang.
3. Masuk SMP sekitar 12 tahun dari sekarang. Menggunakan strategi investasi tujuan jangka panjang.
4. Masuk SMA sekitar 15 tahun dari sekarang. Menggunakan strategi investasi tujuan jangka panjang.
5. Masuk Kuliah S1 sekitar 18 tahun dari sekarang. Menggunakan strategi investasi tujuan jangka panjang.

Instrumen investasi untuk jangka pendek, akan berbeda dengan jangka menengah, juga akan berbeda untuk jangka panjang.

Misalkan untuk biaya masuk Kuliah Anda menempatkan investasi pada instrumen deposito, sehingga sudah tentu, hasil akhirnya jauh dari yang dibutuhkan.


Jangan sampai salah instrumen keuangan karena bila salah bisa berakibat fatal. Itulah sebabnya sangat disarankan untuk anda belajar tentang keuangan dan instrumen keuangan serta investasi pada kelas dan workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia https://ow.ly/NbPy30gC3Dy atau tim AAM & Associates http://ow.ly/pxId30gC3BB.

Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan info http://bit.ly/CPM0718 dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksa Dana, info http://bit.ly/WRD0718.

Selain itu karena banyak orang merasa salah beli asuransi maka kita adakan juga workshop tentang asuransi info http://bit.ly/ASJI0718 dan akan ada workshop cara berkomunikasi dan menjual dengan baik, info http://bit.ly/NLP0718.

Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning di July ini info http://bit.ly/BFP0718, dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Agustus info http://bit.ly/INFP0818 dan http://bit.ly/ADFP0818.

Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com. Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik t.me/seputarkeuangan.

Lanjut ke artikel berikutnya ya.


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)

Hide Ads