Capek Nggak Sih Hidup dari Gaji ke Gaji? (1)

Capek Nggak Sih Hidup dari Gaji ke Gaji? (1)

Ghita Argasasmita Integrita - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Selasa, 30 Jul 2019 06:06 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Tahukah anda, bahwa gaji bukanlah hal yang semata-mata menentukan tingkat keberhasilan keuangan? Bahkan bila anda ingin merasakan definisi sejahtera, tidak ada lagi istilah, gaji anda lebih besar, maka otomatis anda lebih kaya.

Bisa saja, anda yang bergaji besar adalah yang paling miskin karena ketiadaan aset dan besarnya utang. Bayangkan 7 dari 10 orang yang saya temui, memiliki permasalahan dasar hanya dapat hidup dari gaji ke gaji.

Jika anda mengenal istilah kecanduan, maka izinkan saya memakai istilah ini sebagai kecanduan gaji. Saat tanggal penerimaan gaji, senangnya bukan main, bahkan seringkali lupa diri, rasanya uang selalu ada dan berlimpah dalam kasus berbeda langsung habis untuk membayar tagihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertengahan bulan tiba, rasanya mulai gemetar, karena saldo sepertinya hanya akan bertahan tak sampai seminggu, atau mungkin saking biasanya tak pernah lagi ada perasaan gemetar takut kehabisan uang, karena ada jalan pintas kartu kredit.

Realita ini menakutkan sekali. Bayangkan kita memilki kelas menengah salah satu yang terbesar didunia, kurang lebih 50 juta jiwa yang seharusnya dapat menjadi penggerak ekonomi Indonesia, bahkan saat ini terancam tidak berdaya untuk membangun kemandirian ekonomi dirinya sendiri.

Jika anda termaksud golongan kelas menengah, jangan-jangan anda adalah salah satu orang yang hanya dapat hidup dari gaji ke gaji, dan sudah kecanduan gaji.

Namun, kabar baiknya adalah anda tidak perlu melanjutkan hidup dengan cara tersebut, terus menerus. Anda dapat keluar dari siklus dan membangun kemandirian finansial.

Mempelajari cara berhenti hidup dari gaji ke gaji tidak rumit, tetapi itu memerlukan komitmen, dan pasti berhasil jika anda lebih disiplin. Berikut adalah lima langkah yang dapat Anda ambil untuk memutus siklus

1. Mengetahui anggaran
Solusi yang jelas untuk mengakhiri siklus gaji ke gaji paling mudah, mungkin seharusnya menghasilkan banyak uang dengan pindah bekerja atau pekerjaan sampingan, tapi itu bukan solusinya. Ingatlah bahwa besaran gaji tidak menjamin.

Anda seharusnya terlebih dahulu mempelajari cara mengelola dana yang saat ini dimiliki. Jika anda tidak mengelola apa yang anda miliki sekarang, mendapatkan lebih banyak tidak mengubah apapun atau memperburuk kondisi keuangan.

Mengetahui anggaran memberi anda pencerahan tentang ke mana pengeluaran mengalir lebih banyak. Jika selama ini, pertanyaan, "kenapa gaji saya selalu habis?", atau "kenapa saya tidak pernah bisa menabung atau investasi?".


Yang harus dilakukan adalah, sediakan waktu yang cukup, dan tuliskan perlahan-lahan apa yang telah anda belanjakan, cek akses ke mutasi tabungan dan kumpulkan billing kartu kredit anda.

Penganggaran tidak perlu rumit. Dalam anggaran, buatlah pos primer, pos utang, pos sekunder dan jika ada pos tabungan/investasi. Buatlah daftar memanjang ke bawah pada masing-masing pos, mana yang termaksud ke dalam pos tersebut. Anda akan dengan mudah melihat pos mana yang lebih berat dari lainnya.

2. Kurangi pengeluaran Anda
Pada inti keberadaan kita sebagai manusia, kita benar-benar hanya membutuhkan empat hal untuk bertahan hidup. Kita membutuhkan makanan, tempat tinggal, pakaian, dan transportasi.

Apa pun di luar keempat hal tersebut, sesungguhnya bisa dikurangi, kecuali anda memiliki cicilan utang.

Cara yang bagus untuk menentukan apakah pengeluaran diperlukan adalah dengan mengajukan pertanyaan sederhana ini: Apakah saya bisa tetap bertahan hidup tanpa ini?

Bahkan jika sesuatu masuk ke dalam empat kebutuhan dasar itu, sebenarnya jika nilainya relatif mahal, bisa saja anda mencari alternatif yang dapat menggantikan dengan fungsi yang sama. Prinsipnya, dahulukan membeli apa yang Anda butuhkan, pertimbangkan untuk memotong hal-hal seperti:
  • Belanja baju setiap bulan
  • Layanan berlangganan
  • Makan di luar
  • Ngopi

Memotong anggaran tidak harus permanen. Anda hanya membuat pengorbanan sementara. Pendekatan ini memungkinkan untuk menabung dan membayar utang sehingga anda bisa keluar dari siklus gaji ke gaji.

Masih ada 3 langkah lagi yang dapat anda lakukan, akan dibahas di artikel berikutnya. Stay tuned.


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.


(ang/ang)

Hide Ads