Katanya Resesi Sudah Dekat, Terus Gimana Dong? (2)

Katanya Resesi Sudah Dekat, Terus Gimana Dong? (2)

Aidil Akbar Madjid – Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Kamis, 24 Okt 2019 06:05 WIB
1.

Katanya Resesi Sudah Dekat, Terus Gimana Dong? (2)

Katanya Resesi Sudah Dekat, Terus Gimana Dong? (2)
Foto: Tim Infografis Zaki Alfarabi
Jakarta - Resesi terus menjadi pembicaraan baik secara langsung, media chatting maupun media sosial. Dalam artikel sebelumnya sudah dibahas bahwa salah satu yang bisa kita lakukan dalam mempersiapkan diri salah satunya adalah dengan memiliki dana likuid yang besar.

Adapun dana likuid yang dimaksud di sini selain uang tunai, bisa juga aset dan instrumen keuangan yang cepat dan mudah untuk dicairkan. Contoh lain selain uang tunai bisa berupa emas, baik emas batangan (logam mulia) maupun emas perhiasan.

Mata uang asing juga termasuk instrumen yang likuid dan mudah untuk dicairkan (ditukarkan). Di luar itu, ada produk perbankan seperti tabungan dan deposito juga relative mudah dicairkan. Sementara untuk produk investasi yang relatif mudah dicairkan adalah reksa dana dan saham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun butuh waktu beberapa hari untuk dicairkan dan nominalnya bisa lebih rendah, saham dan reksa dana masih termasuk lebih mudah dan cepat dicairkan dibandingkan properti. Beberapa kendaraan (khususnya Jepang) yang laku juga termasuk mudah dijual.

Tapi dalam banyak kasus ketika resesi dan orang cenderung menahan diri untuk berbelanja yang menyebabkan uang menjadi susah, menjual kendaraan yang lakupun juga akan menjadi sulit.

Lanjut ke halaman berikutnya >>>
Dana Darurat
Hal lain yang harus dipersiapkan selain dana likuid adalah Dana Darurat. Dana darurat sendiri dipegunakan dalam kondisi darurat.

Nah kita tidak ingin terjebak dalam kondisi darurat sementara kondisi ekonomi sendiri sedang dalam resesi. Ketika kondisi darurat terjadi, anda akan melakukan hal apapun demi mendapatkan dana segar secara cepat karena anda memang membutuhkannya.

Apabila dana likuid anda relative cukup besar seperti poin sebelumnya, maka anda tidak perlu khawatir akan ketersediaan dana darurat. Karena dana likuid anda bisa ikut membantu apabila diperlukan atau anda mengalami kondisi darurat.

Lunasi Utang Konsumtif
Anda masih punya utang konsumtif dan mau masuk era resesi? Segera lunasi utang anda tersebut. Jangan sampai ketika kondisi semua orang sulit uang, andapun kemudian mengalami masalah dalam membayar utang anda.

Utang konsumtif sendiri tidak memberikan manfaat yang besar kepada anda dan nilai aset yang anda beli dengan berutang akan turun nilainya seiring dengan waktu.

Jangan Buat utang Baru, Bila Tidak Dibutuhkan
Hal lain yang juga sebaiknya tidak dilakukan atau dihindari adalah membuat utang baru. Dalam kondisi memasuki resesi sebaiknya anda tidak memiliki kewajiban sekecil apapun (kecuali mungkin KPR yang sudah berjalan).

Tahan utang baru anda sampai kita sudah melewati masa resesi. Bisa jadi ketika resesi terjadi barang yang anda ingin beli disaat berutang malah anda bisa beli dengan harga murah dan membeli secara tunai kan?

Lanjut ke halaman berikutnya >>>

Segala Jenis Asuransi Bayar untuk 1 tahun ke Depan
Apabila anda memiliki asuransi apapun itu dan jatuh tempo saat ini, maka segera perpanjang asuransi anda dan bayar preminya untuk 1 tahun ke depan. Jangan bayar premi menggunakan fasilitas bulanan, 3 bulanan atau 6 bulanan.

Hal ini untuk memastikan apabila anda memasuki resesi jangan sampai kemudian anda mengalami kesulitan keuangan untuk membayar premi asuransi anda. Kenapa?

Karena proteksi asuransi anda biasanya akan berhenti ketika anda berhenti membayar premi. Sementara itu risiko bisa terjadi kapanpun dan dimanapun tidak kenal waktu.

Jangan Buat Keputusan Finansial Besar
Memasuki masa resesi maupun melewati masa resesi sebaiknya anda tidak membuat keputusan finansial yang besar. Besar kecilnya keputusan finansial akan sangat tergantung pada kondisi keuangan anda.

Secara umum keputusan finansial besar misalya membeli rumah baru, atau membeli mobil baru yang nilainya ratusan juta atau bahkan miliaran. Tapi bagi sebagian orang membeli HP baru yang harganya Rp 20 juta sudah termasuk keputusan finansial besar.

Apapun itu tundalah membeli sekarang. Tahan dan kumpulkan uang tunai anda. Kalau membeli tunai saja dilarang apalagi berutang untuk membeli barang tersebut.

Ingat dalam kondisi resesi akan banyak orang butuh uang. Apabila anda memegang banyak uang tunai (likuid) maka posisi anda bagaikan seorang raja. Dan bisa jadi anda mungkin saja membeli barang-barang tersebut dengan harga yang lebih murah karena si penjual sedang butuh uang.

Catat ke Mana Uang Anda Pergi
Terakhir mulailah mencatat seluruh pengeluaran anda. Salah satu cara untuk bisa berhasil dalam mengelola keuangan adalah dengan melakukan pencatatan dan monitoring ke mana uang anda pergi dan dipergunakan.

Saat ini di mana menggunakan uang sudah sangat mudah, apalagi dengan adanya uang elektronik dan dompet elektronik, banyak orang murah sekali menjadi boros. Itu sebabnya pencatatan menjadi sangat pending.

Untuk mempermudah, anda bisa menggunakan aplikasi secara gratis bisa diunduh di sini. Selain itu anda juga bisa mengikuti kelas dan workshop, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek di sini.

Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.

Hide Ads