Beberapa waktu lalu saya sempat ngobrol dengan seseorang yang menceritakan ambisinya untuk mencapai tujuan-tujuan finansialnya, ceritanya menarik sekali, karenanya saya sempat terkagum-kagum dengan keteguhan hatinya untuk ngerem pengeluaran senang-senang, termaksud liburan kemudian tidak berbelanja baju-tas-dan hal hal sejenis. Wow saya saja belum tentu bisa.
Mereka adalah sepasang suami istri, tinggal di suburban Jakarta. Pendapatan mereka relatif besar, namun mereka membatasai diri hanya belanja beberapa buah baju saat idul fitri, apalagi yang lainnya, perawatan tubuh seadanya. Liburan? Tidak terpikir untuk itu, bahkan untuk sekedar ke kota-kota sekitar tempat tinggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena makna sebenarnya dari sebuah perencanaan keuangan adalah, menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan diri serta keluarga dengan pendapatan dan aset yang dimiliki, jadi kalau sampai mengontrol mati-matian cashflow demi investasi, dan tidak memiliki alokasi menyenangkan diri sendiri, perencanaan keuangannya bisa dibilang tidak memiliki makna.
Mari kita luruskan dahulu pengertian mencapai kesejahteraan hidup, melalui berbagai strategi perencanaan keuangan. Pada hakikatnya, tujuan perencanaan semua itu adalah ingin membuat kita, aman dan bahagia.
Aman secara keuangan, apa maksudnya? Terhindar dari ketidakmampuan dalam melanjutkan kehidupan, dan mampu mencapai prioritas keuangan. Hal lain, jangan juga lupa bahagia hanya mampu merasa aman, namun kurang bahagia juga bukan kesejahteraan namanya.
Liburan sebenarnya jangan diartikan sebagai kegiatan buang-buang uang tanpa makna, asalkan tidak dilakukan dengan random, tanpa rencana dan di luar kemampuan keuangan. Ada kalanya orang lebih senang liburan yang spontan, tanpa rencana lanjut berangkat, nggak dilarang kok! Asalkan on budget dan skala prioritas.
Liburan buat saya salah satu kebutuhan penting, dalam setahun, saya merencanakan liburan dua kali, kapanpun waktunya (biasanya tengah tahun dan akhir tahun), dengan budget tertentu. Kenapa penting menjadikan liburan ini kebutuhan? Karena setiap orang pasti mengalami masa-masa penat dan liburan menjadikan kita lebih positif.
Buat seorang karyawan, seharusnya lebih mudah merancang liburan, karena ada gaji tetap dan bonus tahunan. Post liburan biasanya menggunakan pendapatan bonus tahunan, tapi jika berkeinginan liburan lebih leluasa, membuat tabungan rencana di bank akan membantu kita mengalokasikan pendapatan untuk liburan, karena didebet otomatis.
Liburan nggak harus ke tempat yang jauh, apalagi jika budget memang tidak memungkinkan. Sekedar staycation di pinggir kota, atau beberapa hari cuti kemudian jalan-jalan ke tempat rekreasi sekitarpun nggak masalah kok.
Untuk anda yang punya keinginan berlibur ke luar negeri, cek dulu low season untuk liburan di negara yang dituju. Kalau anda memiliki keinginan untuk ke Phuket, Pnom Phen (Kamboja), Queenstown (Selandia Baru), atau Vancouver (Kanada), silakan rencanakan di bulan Oktober ini. Bermimpi ke London (Inggris), berangkatlah di bulan November.
Liburan dengan perencanaan yang tepat, bisa membuat anda jauh lebih hemat dan mendapatkan manfaat lebih, hindari memakai fasilitas pay later untuk liburan dadakan. Mulai sekarang, cek bonus-bonus tahunan, berapa yang bisa anda alokasikan untuk liburan tahun depan.
Anda bisa membuat perhitungan dan perencanaan sendiri dengan menggunakan , aplikasi secara gratis bisa diunduh di sini. Selain itu anda juga bisa mengikuti kelas dan workshop, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek di sini.
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.
(ang/ang)