Jakarta - Dana darurat, sudah ada orang-orang yang paham tentang pengertian dan pentingnya dana darurat ini, tapi banyak juga masyarakat yang belum memilikinya. Hampir sama seperti asuransi, bahkan sering dikatakan dana darurat adalah 'self insure', di mana kondisi darurat adalah kondisi yang tidak ingin kita alami, akan tetapi tetap harus kita simulasikan sehingga bisa kita persiapkan.
Kenapa harus dipersiapkan? Karena ketika kondisi darurat terjadi kebanyakan dari kita tidak bisa langsung berpikir jernih.
Kita akan membutuhkan waktu untuk membaca situasi sebelum mengambil keputusan dan bertindak. Sementara ketika kita menggunakan waktu untuk berpikir dan mengambil keputusan tersebut, kehidupan sehari-hari tetap berjalan dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu banyak orang yang kemudian merasa 'buntu otak'. Itulah sebabnya pentingnya dana darurat, untuk memberikan anda waktu dan juga menopang secara finansial bila suatu hari terjadi kebutuhan mendadak dan bersifat darurat.
Dalam artikel sebelumnya sudah dibahas bahwa kondisi darurat bisa memaksa membuat anda dan keuangan anda berantakan, khususnya cash flow keuangan bulanan anda. Lalu, apalagi sih yang bisa terjadi?
Coba bayangkan, bila seseorang tidak memiliki dana darurat tetapi langsung berinvestasi, lalu seseorang tersebut terkena sebuah kondisi darurat yang tidak tercover asuransi, misalkan handphone rusak, orang tua sakit, atau yang lainnya. Apa yang bisa dilakukan?
Tanpa meminjam dana kepada orang lain ataupun mengorbankan cashflow bulanannya, adanya keadaan darurat akan membuat seseorang melihat apa yang dimilikinya pada saat itu, dan investasi adalah salah satunya.
Mungkin anda sudah tahu, dan bagi anda yang belum tahu. Investasi itu mengandung risiko penurunan nilai yang tak tentu. Harga hari ini bisa jadi tidak sebagus hari kemarin, dan harga esok lusa bisa jadi turun lebih jauh lagi.
Bayangkan bila seseorang membeli sebuah produk investasi, katakanlah emas di harga 700,000 per gram, bisa jadi karena kondisi darurat orang tersebut menjual emas-nya di harga murah yang membuatnya merugi.
Malah, orang tersebut tidak bisa menjuanya di harga pasaran pada saat kondisi darurat. Karena terdesak, orang tersebut terpaksa menjualnya dengan posisi harga BU (Butuh Uang) yang membuat harganya lebih anjlok lagi.
Dengan kondisi seperti ini, seseorang akan menderita dua kali. Pertama menderita karena adanya kondisi darurat yang menimpa dirinya dan juga keluarganya. Dan kedua, menderita karena kerugian atas investasi yang dialaminya.
Untuk tahu produk investasi apa saja yang relatif bagus dan bisa anda pergunakan anda bisa bertanya-tanya dengan perencana keuangan atau memilih produk keuangan di yang bisa diunduh gratis
di sini.
Selain mencatat anda juga penting untuk berinvestasi dan berasuransi. Permasalahan dengan investasi masih banyak orang yang awam.
Sementara untuk berasuransi banyak masyarakat yang enggan karena takut dikejar-kejar oleh agen, padahal mereka baru hanya mau tahu berapa besar sih premi yang mereka harus bayarkan.
Nah, untuk hal ini ada solusinya, anda bisa cek premi asuransi tanpa takut dikejar-kejar agen melalui aplikasi yang bisa diunduh
di sini.
Selain itu anda juga bisa belajar dengan mengikuti kelas dan workshop tentang keuangan, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek
di sini.
Oke, dua hal sudah dibahas, lalu apa nih kerugian ketiga akibat tidak memiliki dana darurat? Simak di tulisan berikutnya ya.
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.
Simak Video "Definisi Dana Darurat dan Kegunaanya"
[Gambas:Video 20detik]