Punya Uang Bikin Kita Bahagia atau Bahagia Dulu Baru Punya Uang? (1)

Punya Uang Bikin Kita Bahagia atau Bahagia Dulu Baru Punya Uang? (1)

Steven Ransingin - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Senin, 13 Jul 2020 07:50 WIB
tourist budget for holidays in Indonesia. favorable exchange rates for the dollar to Indonesian rupees.
Foto: iStock
Jakarta -

Siapa yang masih suka berdebat dengan judul tulisan ini? Kira-kira, mana jawaban yang benar? Jawaban yang benar adalah jawaban yang sesuai dengan pengalaman dan cara berpikir kita. Tapi yang jadi masalah adalah cara berpikir kita sangat menentukan kebiasaan kita entah itu kebiasaan yang baik atau yang buruk.

Parahnya kebiasaan kita menentukan lingkaran pertemanan kita jadi dengan good atau bad people yang mengelilingi kita, aduh semestinya orang baik atau buruk akan menentukan keputusan-keputusan yang menentukan arah hidup kita baik tepat atau tidak kita tidak akan tahu, yang jelas jadilah sebuah tindakan.

Masalahnya benar atau tidak tindakan yang kita lakukan? Lihat! Padahal kita hanya membahas bagaimana cara kita berpikir lho! tapi pada prosesnya malah jadi menentukan banyak hal dalam hidup kita. Maka dari itu saya percaya bahwa memiliki mindset atau pola pikir yang tepat adalah hal yang jauh lebih penting sebelum kita memiliki skillset atau kemampuan yang mumpuni, entah dalam apapun bidangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hampir setiap hari kita dikelilingi oleh orang-orang yang bersungut-sungut, tidak bahagia, murung, pusing, tidak bahagia karena tidak cukup memiliki uang dalam hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, atau keinginan hidupnya, ada yang bilang kurang bersyukur ada yang berkata terlalu menghambakan uang dari padaNya, ada juga yang
berpikiran belum belajar atau kurangnya ilmu mengenai keuangan.

Kembali lagi semua akan benar adanya jika kita berusaha mengorek segala sisi dalam kehidupan seseorang baik itu tentang Pendidikan,latar belakang keluarga, agama, suku, negara bahkan uang itu sendiri.

ADVERTISEMENT

Memang akan sangat mudah menunjukkan hal apapun untuk dijadikan kambing hitam ketimbang bercermin pada diri sendiri, terlepas dari apapun agama kita, suku maupun ras, kita punya 1 hal yang sama yaitu masalah soal uang.

Jadi, kalau kita sudah tahu pola pikir kita menentukan banyak atau tidak uangnya yang kita miliki, kenapa kita tidak memulai membenahi cara kita berpikir tentang uang dan bagaimana semestinya kita memperlakukan uang. Berhenti mencari siapa yang bisa disalahkan tapi persiapkanlah diri kita untuk memiliki cara berpikir dan bersikap lebih baik tentang uang tanpa harus menjadi seseorang yang menghamba-hambakan uang atau duniawi, tapi percaya dimulai dengan niat baik untuk membantu banyak orang di sekitar kita.

Lanjut halaman berikutnya>>>>

Untuk itu mulailah berpikir kalau uang bukanlah sumber segala malapetaka seperti kemiskinan,perang saudara berebut harta karena uang, kriminalitas dimana-mana karena
uang, uang tidak mengenal teman, berhenti memiliki cara berpikir demikian, tetapi ketidakmampuan kita lah dalam menghasilkan uang yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita lah yang menjadi sumber masalahnya.

Kalau kita tidak mampu menghasilkan dalam jumlah yang cukup yang sesuai dengan yang kita atur, maka perbesarlah kemampuan kita (skillset) agar mencukupi, bukannya malah jadi bertindak culas, jahat, iri pada pencapaian orang lain yang secara ekonomi lebih mapan dan makmur daripada kita, see? mudah mengkambinghitamkan banyak hal tapi tidak mau mengkambinghitamkan diri sendiri, bukankah kita terbilang cukup egois?

Kalau sudah begini ketidaktepatan kita dalam cara berpikir dan memperlakukan uang akan meningkat ke arah korban, korban dalam keuangan saya sering sebut demikian adalah orang yang suka menjual cerita sedih, hidupnya melarat kesulitan secara keuangan,padahal semua orang juga memiliki masalah keuangan yang sama hanya pada porsi yang sesuai dengan hidupnya masing-masing apapun latar belakangnya, semua memiliki masalah keuangan yang sama.

Anak SD dengan uang jajan Rp 5.000,- ingin membeli batagor seharga Rp 10.000,- juga merupakan masalah keuangan, gaji karyawan yang 80 juta tapi memiliki kesulitan secara
keuangan juga merupakan masalah keuangan,ibu-ibu rumah tangga yang berjualan untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga juga merupakan masalah keuangan, bahkan orang paling kaya yang menyembunyikan hartanya dari pengenaan objek pajak juga merupakan masalah.

Itulah sebabnya kemampuan kita dalam mengelola keuangan menjadi sangat penting. Ketika kita mengalami kendala dalam mengelola keuangan, maka alat bantu akan dibutuhkan. Salah satu alat bantu di zaman now adalah kalkulator finansial di website atau aplikasi yang bisa dipakai sewaktu-waktu. Salah satu aplikasi yang direkomendasikan
adalah Moneesa. Moneesa bisa diunduh di sini .

Selain itu anda juga bisa mengetahui kebutuhan asuransi anda dengan cara mencoba cek di sini secara gratis. Anda bisa juga ikutan tuh di workshop Perencana Keuangan simple untuk belajar mengelola keuangan, infonya buka di sini.

Semua orang memiliki masalah dan salah satu masalah terbesar adalah keuangan. Sehingga sering kali kebahagiaan seseorang diukur dengan uang. Benarkah demikian? Kita akan bahas di tulisan berikutnya.



Simak Video "Video: Pertimbangkan Ini Sebelum Investasi, Termasuk Pajak! "
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads