Ustaz Solmed sempat mengalami masalah pada keuangannya akibat pandemi COVID-19. Bahkan tabungannya habis dan dia menjual mobil sampai meminjam uang untuk berobat orang tuanya.
Dia juga berupaya untuk mencari pemasukan lain dengan berjualan dari modal seadanya, seperti menjual face shield, sarung sampai pakaian bekas.
Sebenarnya pelajaran apa yang bisa diambil dari masalah keuangan di masa pandemi ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group (AAG) Andy Nugroho mengungkapkan di masa pandemi seperti sekarang, orang-orang yang bekerja dengan sistem freelancer atau mendapatkan penghasilan bukan berdasarkan gaji tentu harus ekstra bijak.
"Apalagi ternyata proyek atau orderan, sebagai sumber penghasilan sedang sepi," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (4/5/2021).
Dia mengungkapkan, jika penghasilan sedang berkurang, maka sebaiknya pengeluaran juga harus disesuaikan. "Jadi jangan sampai pengeluaran masih saja terus seperti ketika penghasilan masih besar," ujarnya.
Menurut Andy, dengan penghasilan yang masih ada, prioritas pengeluaran adalah untuk pembayaran kewajiban-kewajiban seperti cicilan utang, membeli token listrik, bayar tagihan air, uang sekolah anak.
Selain itu pengeluaran untuk transportasi ke tempat kerja sampai makan sehari-hari. Dia menyebutkan, yang sebaiknya dikurangi adalah pengeluaran yang berkaitan dengan gaya hidup. "Jadi hal-hal yang tidak penting dan tidak urgent sebaiknya jangan dikonsumsi dulu, misalnya aktivitas ngopi di kafe, belanja pakaian dan lainnya," ujarnya.