Skenario PPKM Darurat 4 sampai 6 minggu berhembus belakangan ini. Nah, jika aturan itu berlaku maka mobilitas masyarakat akan dibatasi lebih lama lagi, pekerja juga akan lebih lama bekerja dari rumah.
Untuk itu, masyarakat juga harus mempersiapkan atau mengatur keuangan selama PPKM Darurat. Perencana Keuangan Senior, Aidil Akbar mengatakan jika PPKM Darurat diperpanjang banyak yang harus disiapkan. Terpenting, dia menegaskan untuk masyarakat jangan berutang di tengah kondisi saat ini.
"Saat-saat seperti ini pokoknya jangan berutang, mau di bank, kredit card, pinjol apa lagi atau menggadai," tegas Aidil kepada detikcom, Rabu (14/7/2021).
Kemudian, karena kondisi pandemi ini penuh ketidakpastian disarankan untuk menyiapkan dana darurat. Hal ini diperlukan untuk mempersiapkan dana jika terjadi sesuatu hal yang di luar rencana.
"Ada dua kemungkinan, bisa di-PHK atau terkena COVID-19. Saat seperti itu kan membutuhkan biaya yang besar. Kalau terkena COVID-19, kalau masuk RS pemerintah kan ngantri, opsinya RS Swasta nah itu biayanya bisa di atas Rp 50 juta lah, itu kan harus disiapkan," jelasnya
Ketiga, siapkan asuransi. Hal ini bisa digunakan untuk mengcover jika terjadi sesuatu pada diri sendiri dan keluarga. Keempat berinvestasi, menurut Aidil cari investasi yang likuid atau bisa dicairkan lebih cepat untuk jangka pendek.
"Misalnya, jika punya saham kalau bisa dipindahkan ke reksadana pasar uang atau di masukan ke emas, agar bisa sewaktu-waktu bisa dicairkan," katanya.
Dihubungi terpisah Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari mengatakan jika PPKM Darurat diperpanjang tentu harusnya bisa menabung atau berinvestasi karena banyak pengeluaran yang tidak lagi digunakan, seperti dana transport.
Dia menyarankan untuk jangka pendek, lebih baik berinvestasi reksadana pasar uang. Untuk uang yang bisa ditabung atau diinvestasikan disarankan 10% dari gaji.
"Jadi kalau misalnya gajinya Rp 3 juta, bisa menabung Rp 300 ribu, itu bisa lebih bermanfaat nantinya," kata Teja.
Teja pun mengungkap saat ini sudah banyak aplikasi-aplikasi untuk berinvestasi secara online, dari market place hingga aplikasi investasi. Bahkan sejumlah aplikasi investasi membuka untuk investasi mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu. Namun, tidak disarankan untuk berinvestasi saham.
"Kalo saham sebenarnya dia lebih kepada jangka panjang, untuk investasi long term, nggak bisa tuh langsung keluar. Atau bisa juga untuk trading tetapi harus belajar, kalo trading kan harus diperhatikan misal tiap minggunya, kapan beli kapan jual. Kalau kitanya sendiri nggak aktif dan belum mau belajar bisa cob reksadana aja," pungkasnya.
Simak video 'Jadwal Penyekatan di Jakarta: Pukul 22.00-06.00 WIB Dibuka Total':
(zlf/zlf)