Pandemi COVID-19 yang berlangsung lebih dari 2 tahun telah membuat keuangan masyarakat tertekan. Imbasnya, untuk menutupi kekurangan finansial tak sedikit dari mereka mengambil jalan pintas dengan memanfaatkan layanan pinjaman digital.
Menurut Corporate Communications PT Bank Amar Indonesia Tbk Maria Firani, fenomena memanfaatkan pinjaman digital merupakan hal yang normal. Namun dalam melakukan pinjaman, masyarakat tetap tidak boleh sembarangan. Mereka harus memperhatikan sejumlah hal agar tidak terjebak masalah.
Maria mengatakan hal yang perlu dihindari saat berutang adalah tujuan meminjam uang. Usahakan jangan meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Sebab jika uang yang dipinjam untuk memuaskan perilaku konsumtif maka hal tersebut bisa menjadi masalah besar di masa mendatang.
"Pinjaman konsumtif itu untuk kebutuhan yang tidak butuh-butuh banget seperti lifestyle, atau ikut-ikutan tren" katanya saat live streaming bertema 'The Good Debts: Dampak Sosial Tunaiku' di Instagram Live detikcom.
Agar berutang tidak menjadikan masalah besar di masa mendatang, sebaiknya memanfaatkan pinjaman digital untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat produktif. Adapun jenis pinjaman yang produktif bisa digunakan untuk renovasi rumah, modal usaha, pendidikan, dan lainnya yang bisa memberikan dampak positif kepada para debitur.
"Kalo memang ada kebutuhan dan harus meminjam pastikan untuk kebutuhan produktif dan bermanfaat," katanya.
Ia mengatakan banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan Tunaiku dari Amar Bank untuk kebutuhan produktif.
"Banyak sekali cerita-cerita yang berkesan dari nasabah Tunaiku. Sebagai contoh ada pak Maman beliau memanfaatkan dana dari Tunaiku untuk membuka bengkel, ada pula yang memanfaatkan dana untuk memperbaiki pompa air," ujarnya.
Maria mengatakan sejak hadir pada 2014, Tunaiku telah menyalurkan 850 ribu pinjaman dengan total nilai mencapai Rp 8 triliun.
"Masyarakat yang kita bantu untuk pinjaman produktif. Untuk modal usaha, pendidikan, dan renovasi rumah," jelasnya.
Ia menegaskan Tunaiku telah memiliki legalitas yang jelas. Sebab tunaiku telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
"Tunaiku sudah melayani nasabah sejak 2014. Tunaiku adalah pinjaman digital pertama berbasis aplikasi di Indonesia. Karena waktu itu kita pertama di Indonesia, maka founder dan pemegang saham memutuskan untuk mengakuisisi bank. Memang kita ambil lisensi perbankan supaya produk tunaiku berada di bawah naungan Amar Bank, jadi lebih terpercaya dan aman karena kita diawasi oleh OJK dan BI," katanya.
![]() |
Menurutnya, dalam memberikan pelayanan kepada nasabah ada sejumlah hal yang begitu diperhatikan oleh Tunaiku. Tunaiku selalu melayani segmen unbanked dan underserved untuk jadi prioritas. Hal itu sengaja dilakukan untuk membantu masyarakat agar mampu tumbuh secara berkelanjutan dan juga memperbaiki kehidupan mereka
"Komitmen Amar Bank dan Tunaiku berfilosofi teknologi harus memajukan masyarakat serta membuat kualitas hidup masyarakat lebih baik. Kami selalu berkomitmen untuk melayani masyarakat khususnya segmen unbanked dan underserved. Kami berpatokan pada pertumbuhan berkelanjutan. Oleh karenanya, kami mendukung pinjaman produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat," katanya.
Tunaiku memberikan pinjaman tanpa agunan (KTA) kepada masyarakat terutama segmen yang belum memiliki rekening (unbanked) dan belum terlayani oleh perbankan (underserved), baik individu dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang diproses dan disetujui dalam waktu 24 jam dengan memanfaatkan teknologi Big Data dan Predictive Analytics. Nominal pinjaman yang ditawarkan mulai dari Rp2 juta hingga 20 juta untuk jangka waktu pinjaman 6-20 bulan.
"Proses approval (pinjaman) kami hanya dalam waktu 24 jam," tutupnya.
(ads/ads)