2. Angpao/THR
Kebiasaan lain yang sering kita lakukan saat lebaran adalah membagi-bagikan angpao. Biasanya angpao-angpao ini kita bagi-bagikan kepada keponakan ataupun sanak saudara.
Meski begitu Aidil menyarankan agar besaran angpao yang diberikan dapat disesuaikan dengan kondisi. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi pengeluaran berlebih saat mudik di kampung halaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angpao juga disesuaikan dengan usia, jadi jangan dipukul rata semua dapat Rp 100.000 atau semua dapat Rp 50.000. Kalau yang masih SD mungkin dapatnya Rp 10.000 gitu ya, yang sudah SMP mungkin dapatnya Rp 20.000 dan seterusnya. Jadi nggak dipukul rata juga," ungkapnya.
3. Transportasi
Saat mudik lebaran, biaya transportasi merupakan salah satu pos keuangan yang perlu diperhatikan. Sebab biasanya banyak dana yang perlu dikeluarkan selama diperjalanan menuju atau kembali dari kampung halaman.
Selain itu, biasanya ada juga biaya-biaya tambahan yang tak terduga saat diperjalanan. Semisal seperti biaya makan atau jajan diperjalanan, biaya tol atau bensin bila menggunakan moda transportasi pribadi, dan lain sebagainya.
"Nah biaya tambahan ekstra kali ya, bensin dan lain sebagainya juga harus diperhitungkan," tutur Aidil.
4. Aktivitas Mudik
Terakhir, salah satu faktor yang sering kali membuat kantong 'bocor' saat mudik itu justru aktivitas yang dilakukan di kampung halaman pada saat mengisi mudik. Menurutnya memilih aktivitas saat mudik bisa sangat menentukan banyaknya pengeluaran saat berada di kampung halaman.
Dijelaskan bahwa aktivitas-aktivitas saat di kampung halaman sebaiknya memang sudah direncanakan terlebih dahulu. Dengan begitu yang bersangkutan dapat menyiapkan atau mengalokasikan dana untuk keperluan tersebut.
Bila tidak, menurut Aidil kondisi ini bisa sangat membebani kondisi keuangan saat mudik di kampung halaman.
"Jadi misalnya, ya kebanyakan mungkin ada kebanyakan orang yang mungkin ingin menunjukkan kepada tetangganya kalau dia sudah sukses di kota dia bikin acara gitu ya, keluarkan uang, traktir satu keluarga makan-makan, piknik ke mana-kemana," contoh Aidil.
"Nah itu kalau memang sudah di budget dan ada uangnya dari anggaran THR nggak masalah. Tapi banyak sekali aktivitas-aktivitas yang dilakukan ad hoc (dadakan) gitu loh. Jadi tanpa perencanaan tanpa budgeting tiba-tiba 'eh kesana yuk, eh ke sini yuk, eh ke Parangtritis yuk, eh ke mana' yang pada akhirnya harus merogoh kantong," tambahnya.
(dna/dna)