Musim libur Lebaran hampir selesai. Tapi masih ada sisa uang Tunjangan Hari Raya (THR) di dompet atau di rekening.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group (AAG) Andy Nugroho mengungkapkan uang sisa THR bisa diinvestasikan. Instrumennya sesuai dengan profil risiko yang dimiliki.
"Misalnya untuk orang yang risikonya rendah tentu bisa pilih yang rendah juga, seperti deposito, logam mulia atau reksa dana berbasis pasar uang," kata dia saat dihubungi, Sabtu (29/4/2023).
Dia mengungkapkan, untuk profil risiko yang lebih tinggi bisa memilih di surat utang negara, obligasi ritel, sukuk ritel atau reksa dana yang berbasis pendapatan tetap dan reksa dana campuran. Sedangkan untuk reksa dana berbasis saham bisa dipilih untuk yang profil risikonya lebih tinggi.
Tapi sebelum berinvestasi juga harus memperhatikan kebutuhan hidup yang lain atau tagihan wajib. "Jadi kalau ada tagihan atau utang jatuh tempo lebih baik diselesaikan dulu semuanya. Jangan sampai kita mau investasi tapi saya nggak bisa makan. Itu sangat tidak disarankan, jadi kewajibannya semuanya harus terpenuhi," jelas Andy.
Sementara itu, PR & Corporate Communication Lead Bibit.id, William mencatat, masyarakat Indonesia khususnya generasi muda kini sudah makin melek investasi. Apabila biasanya THR dihabiskan untuk kebutuhan-kebutuhan konsumtif, kini orientasinya telah berubah.
"Kami bersyukur karena gerakan bersama melek investasi yang kami lakukan bersama regulator di sektor jasa keuangan telah membuat masyarakat Indonesia paham akan pentingnya berinvestasi dalam rangka membangun masa depan keuangan yang lebih baik," ujar dia.
William menambahkan, dalam momen Idul Fitri 2023, jumlah investor yang berinvestasi di Bibit mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor.
Pertama, Bibit adalah aplikasi investasi yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan begitu, masyarakat dapat berinvestasi dengan tenang tanpa khawatir akan terjerat investasi bodong yang jelas-jelas merugikan mereka.
Kedua, para pengguna dapat berinvestasi dengan nyaman di berbagai kelas aset seperti reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN) Ritel, saham, dan Obligasi Negara Fixed Rate (FR) di dalam satu aplikasi. Pengguna juga dapat menggunakan Rekening Dana Nasabah (RDN) sebagai metode pembayarannya. Pengalaman baru dalam berinvestasi di Bibit ini secara bertahap akan dapat dinikmati oleh seluruh pengguna. Melalui Bibit Plus, masyarakat dapat berinvestasi sesuai dengan preferensi dan profil risiko mereka.
Ketiga, selain produk investasi konvensional, terdapat berbagai pilihan produk reksa dana Syariah di Bibit. Untuk memulai investasi, para pengguna bisa mulai dengan Rp 100 ribu.
Keempat, terdapat fitur Goal Setting yang dapat dimanfaatkan untuk menjadikan investasi lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan keuangan. Misalnya, masyarakat yang berniat membeli hunian impian seharga Rp 600 juta dalam waktu tujuh lima tahun ke depan, fitur Goal Setting Bibit dapat menghitungkan berapa jumlah uang yang perlu diinvestasikan setiap bulannya.
Selanjutnya, dari segi kemudahan dalam hal cara menabung, para pengguna bisa memanfaatkan fitur Nabung Rutin menggunakan GoPay atau Bank Jago. Selain itu, investasi di Bibit juga bisa menggunakan bank dan fintech lainnya sehingga masyarakat merasa semakin nyaman.
"Tentunya kami berkomitmen untuk terus berinovasi dalam rangka memastikan setiap pengguna untuk dapat berinvestasi di Bibit dengan aman, mudah, dan menyenangkan," jelas William.
(kil/eds)